Jembrana (Metrobali.com)-

Pasca kenaikan BBM bulan lalu, tarif angkutan kota di Jembrana hingga kini belum juga ditentukan. Sementara sejumlah sopir angkot sudah menaikan tarif sejak BBM diumumkan.

“Rata-rata naik Rp.1.000. Penumpang yang tahu BBM naik, biasanya maklum. Hanya beberapa pelanggan saja yang keberatan” Ujar Ngurah Kade Surapadi Artha (39), salah seorang sopir angkutan kota asal Penyaringan.

Menurutnya kenaikan tersebut atas kesepakatan sopir, bukan keputusan Organda Jembrana. Pasalnya jika tidak dinaikan pihaknya mengaku rugi, sementara harga BBM sudah naik. “Setahu saya hingga sekarang, organda Jembrana belum pernah mengadakan pertemuan dengan sopir. Sehingga tidak tahu berapa persen kenaikan tarif sekarang” Ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Made Yumara (45), sopir angkot asal Berangbang, Negara. Menurutnya agar tidak rugi, pihaknya dan sesama sopir sepakat menaikkan tarif sebesar Rp.1.000. namun tidak mengikat. Pasalnya jika dipaksakan, takut penumpang pergi dan tidak jadi naik angkot, apalagi situasi sekarang lagi sepi. “Yang komplin biasanya pelanggan. Tapi yang sudah tahu BBM naik, pasti bayar lebih” Ujarnya.

Sementara itu, Kadis Hubkominfo Pemkab Jembrana, Ngurah Putra Riyadi, saat dikonfirmasi, Senin, (8/7) mengaku sudah mengetahui tarif angkutan umum di Jembrana naik. Dan selama pantauannya itu katanya pihaknya tidak mendengar ada komplain.

Dikatakannya dari hasil rapat dengan pihak Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali tanggal 26 Juni lalu disepakati kanaikan rata-rata tarif angkutan umum sebesar 20 persen hingga 30 persen dari tarif semula. “Selasa (9/7) rencananya kami mengadakan pertemuan dengan pihak Organda Jembrana. Dan juga untuk mensosialisasikan sehingga nantinya ada keseragaman” Pungkasnya. MT-MB