Mangupura (Metrobali.c0m)-

Sebagai agenda rutin setiap tahunnya, Parisada Kabupaten Badung pada, Minggu
(20/11) kemarin. Melaksanakan paruman sulinggih bertempat di Pura Lingga
Bhuwana Puspem Badung yang diikuti 13 sulinggih se-Badung dan dihadiri Bupati
Badung A.A Gde Agung, SH, Ketua DPRD Badung Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati
Badung Drs. I Ketut Sudikerta, Kepala Dinas Kebudayaan IB. Anom Bhasma, Pengurus
Parisada Kecamatan dan Majelis Alit dan Madya se-Kabupaten Badung.

Dalam sambutannya Bupati Gde Agung mengatakan, Pelaksanaan paruman sulinggih
se-Badung sangatlah penting karena bisa menjadi sebuah pedoman dan tata laksana
dalam menyikapi berbagai macam kejadian-kejadian yang terjadi di Bali khususnya
Kabupaten Badung belakangan ini seperti banjir, kemarau panjang, tanah longsor
dan gempa bumi. Semua kejadian tersebut memberikan sebuah pemikiran bersama
dalam paruman yang patut dicarikan jalan keluar oleh para sulinggih berdasarkan
sastra. Bupati berharap paruman sulinggih ini bisa berjalan sebagaimana
mestinya dan sekaligus dapat menampung berbagai masukan dari para sulinggih,
diharapkan pula kepada para sulinggih agar selalu menjalankan “sesana swadharma”
sesuai dengan “sesane kesulinggihannya” masing-masing.

Pada kesempatan ini pula sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Badung,
Bupati Gde Agung didampingi Ketua DPRD dan Wakil Bupati menyerahkan punia yang
diterima Ketua Umum PHDI Badung  Ida Pedanda Gede  Ngurah Putra
Keniten dari Griya Kediri Sangeh.

Sementara itu Ketua Panitia Nyoman Sukada mengatakan, Paruman sulinggih yang
diikuti oleh 13 sulinggih se-Kabupaten Badung membahas Kriya Patra atau
masalah tentang tata cara membangun perumahan berdasarkan lontar Asta Kosala dan
sekaligus menampung usul-usul para sulinggih tentang penataran bagi para Pemangku dan
tukang banten di Desa Adat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para
pemangku dan tukang banten. Disamping juga dilaksanakan koordinasi menjelang
dilaksanakannya karya di Pura Dang Kahyangan Bukit Payung Desa Kutuh Ungasan.