Raden Pardede

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat ekonomi Raden Pardede menilai pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam APBN dapat menjadi alternatif pembiayaan yang dapat diperoleh dengan cepat untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air.

“Subsidi energi itu kan 3,5 persen dari PDB atau sekitar Rp350 triliun, kalau dipotong saja jadi 1 persen itu sekitar R150 triliun per tahun, sangat besar dan itu di depan mata,” ujar Raden dalam acara Refleksi 3 Tahun Pelaksanaan MP3EI 2011-2025 di Jakarta, Rabu (3/9).

Raden menuturkan, diperlukan dua strategi untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, yakni strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang.

Pengalihan dana subsidi BBM untuk pembiayaan infsrastrukturmerupakan strategi jangka pendek yang dapat diperoleh tiap tahunnya.

Menurut Raden, jika kita hanya membenahi pasar modal di Indonesia, membutuhkan waktu yang tidak sebentar hingga dapat memenuhi kebutuhan kredit jangka panjang.

“Sumber pembiayaan yang paling jelas di depan mata kita adalah APBN yang masih belum digunakan dengan benar,” kata Raden.

Terkait dengan sektor perbankan yang selama ini berkontribusi terbesar dalam menyediakan dana bagi proyek infrastruktur, Raden mengatakan memang terjadi ‘mismatch’ karena secara natural pembiayaan perbankan itu bersumber dari dana jangka pendek.

Berdasarkan data OJK, dari total dana pihak ketiga hingga Agustus 2014 sebanyak Rp3.835 triliun, kurang dari separuhnya berasal dari simpanan berjangka yakni Rp1.756 triliun. Dari simpanan berjangka tersebut, hanya sebanyak Rp189 triliun yang merupakan simpanan berjangka di atas 12 bulan. AN-MB