Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi panen perdana di Demplot VUB Padi Khusus dan VUB Padi Spesifik Lokasi pada areal 17 hektar Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Cita-cita Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi untuk mewujudkan beras premium “beras tridatu” (beras tiga warna : putih, merah dan hitam” dari Kabupaten Jembrana makin dekat dengan kenyataan. Keberadaan “beras tridatu” sebagai beras premium dengan harga jual lebih tinggi ini juga diharapkan menjadi pintu gerbang untuk meningkatkan kesejahateraan petani.

Pasalnya Demplot VUB Padi Khusus dan VUB Padi Spesifik Lokasi pada areal 17 hektar Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana telah berhasil dimana diantaranya mampu menghasilkan beras hitam dan beras merah.

“Petani sepakat meneruskan pertanian ini tidak lagi menjadi demplot namun jadi komoditi yang dihasilkan secara khusus di Subak Baluk untuk menghasilkan produk beras Tridatu yang ada unsur merah, putih, dan hitam yang mengandung nilai kekhususan,” kata Gus Adhi usai melakukan panen perdana Demplot VUB Padi Khusus dan VUB Padi Spesifik Lokasi di Subak Baluk, Kamis (18/11/2021).

Panen perdana ini merupakan kegiatan desiminasi teknologi pertanian hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan target meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Panen perdana dilakukan bersama Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, LPPM Unud, dan krama Subak Baluk.

Adapun varietas padi yang ditanam dan dipanen perdana ini antara lain Pamelan, Jeriteng, Inpari Arumba, Inpari 30, Inpari 32, dan Bioni 62 Ciherang Agritan.

 

Gus Adhi dalam sambutannya dihadapan krama Subak Baluk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Subak Baluk, Pemerintah Kabupaten Jembrana, BPTP, LPPM Unud dan seluruh pihak yang telah menghantarkan wajah baru pertanian Bali khususnya di Kabupaten Jembrana yang berhasil menghasilkan varietas khusus dari pertanian yang dilakukan ini.

Anggota Komisi II DPR RI juga mengungkapkan rasa bahagianya karena dari demplot yang dilaksanakan di Subak Baluk mampu mendorong petani melakukan pola pertanian yang sehat dan ramah lingkungan. Dimana produksi yang dihasilkan sebelumnya hanya 7 ton, namun dengan pola pertanian yang dilakukan saat ini hasilnya meningkat menjadi 12,3 ton pada lahan seluas 17 hektar.

“Kalau kita melaksanakan pertanian yang sehat dengan gunakan pupuk organik itu bisa meningkatkan pendapatan petani kita dan juga memberikan kehidupan yang sehat bagi alam ini,” kata Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kelautan, kehutanan dan lingkungan hidup itu.

 

Lebih jauh Anggota DPR RI dua periode ini juga mengapresiasi anggota Subak Baluk atas keuletan dan kegigihannya menerapkan pertanian yang ramah lingkungan sehingga dapat memberikan harapan baru bagi para petani khususnya anggota krama Subak Baluk. Oleh sebab itu petani sepakat meneruskan pertanian ini tidak lagi menjadi demplot namun jadi komoditi yang dihasilkan secara khusus di Subak Baluk untuk menghasilkan produk beras Tridatu yang ada unsur merah, putih, dan hitam yang mengandung nilai kekhususan.

Wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini lantas memohon bantuan kepada Prof. Suprapta (LPPM Unud), BPTP Bali, dan PT Setia Tani agar selalu bergandengan tangan agar petani punya nilai tukar yang lebih besar.

“Semoga pertanian secara umum bisa menggerakkan dan mendongkrak kesejahteraan masyarakat petani dengan menghasilkan pangan yang sehat. Salam sehat Amatra,” pungkas Ketua Harian SOKSI sekaligus Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini.

Kepala BPTP Bali, I Made Rai Yasa, mengungkapkan ada beberapa strategi yang diterapkan di Subak Baluk ini. Pertama, untuk meningkatkan produktivitas beberapa varietas seperti impari 30, impari 32, dan bioni ciherang yang telah dipanen kali ini.

Lalu strategi kedua, untuk meningkatkan hasil gabah dimana BPTP Bali mengembangkan tiga varietas yaitu jeliteng hitam, pamelen dan arumba.

“Target di Jembrana adalah pengembangan padi ramah lingkungan karena hasil pantauan kami petani sebelumnya nyemprot 12 kali dengan pestisida, ini sangat tidak sehat. Nah dengan pola pertanian sehat dan ramah lingkungan ini petani nyemprotnya hanya 5 kali,” ungkap Rai Yasa.

Untuk mengembangkan lebih luas pola pertanian sehat dan ramah lingkungan, BPTP Bali bersama Gus Adhi memberikan bantuan burung hantu kepada krama Subak Pangkung Jelepung 2 Berambang. Rai Yasa mengatakan, bantuan 2 ekor burung hantu tersebut merupakan bantuan aspirasi Gus Adhi bersama Komunitas Bakti Ring Pertiwi yang diketuai I Putu Parta Yasa.

“Satu ekor burung hantu bisa membunuh 8 ekor tikus, artinya sebelum tikus itu berkembang makin banyak maka kita lakukan pengembangbiakan burung hantu untuk meminimalisir penggunaan pestisida untuk hama. Sekarang dengan pola pertanian ramah lingkungan ini petani nyemprot cukup 5 kali, sebelumnya 12 kali, ini sangat tidak sehat,” bebernya.

Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna menyatakan sangat mengapresiasi komitmen Gus Adhi terhadap sektor pertanian khususnya di Kabupaten Jembrana.

“Kendati Pak Agung Adhi duduk di Komisi II tapi semangat beliau terhadap pertanian sangat kami apresiasi,” kata Wabup yang akrab disapa Ipat ini.

Ipat mengungkapkan pertanian adalah salah satu sektor yang menyelamatkan Kabupaten Jembrana di pandemi Covid-19. Ia menyebut, 22 persen PDRB Jembrana berasal dari pertanian selain juga dari perikanan. (dan)