Denpasar (Metrobali.com)-

Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Denpasar tahun 2012 sebesar Rp352 miliar lebih, hal itu dicapai seiring meningkatnya perekonomian masyarakat.
“Pendapatan ini kita capai secara signifikan karena pengaruh perkembangkan perekonomian yang terus membaik di Bali, khususnya Kota Denpasar. Sehingga dengan demikian total APBD tahun ini sebesar Rp1,2 triliun, ” kata Asisten I Setda Pemerintah Kota Denpasar I Ketut Mister di Denpasar, Sabtu 14 Juli 2012.
Seusai melakukan kegiatan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Pemkot Denpasar ke Pemkab Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu, ia mengatakan, terjadi peningkatan PAD Kota Denpasar dari tahun 2011 sebesar Rp287 miliar lebih.
Ia mengatakan, hingga semester pertama atau akhir bulan Mei 2012, beberapa pos pendapatan asli daerah Kota Denpasar mampu melampaui target yang ditetapkan.
Dikatakan, beberapa penerimaan dari pos retribusi daerah, seperti retribusi pelayanan kesehatan telah mencapai Rp1,9 miliar lebih dari taget Rp1,7 miliar.
Begitu juga pada retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari target tahun 2012 sebesar Rp5 miliar sampai akhir Mei realisasi Rp5,5 miliar atau sebesar 110 persen.
“Peningkatan retribusi ini tentu atas dukungan dan partisipasi masyarakat dalam membayar retribusi, seperti mengurus IMB yang semakin meningkat,” katanya.
Mister lebih lanjut mengatakan, pendapatan dari pos pajak daerah dari target yang ditetapkan tahun 2012 sebesar Rp267 miliar, hingga kini baru mencapai Rp130 miliar lebih.
“Pos pajak daerah Kota Denpasar mengandalkan dari pendapatan pajak hotel dan restoran serta pajak papan iklan atau reklame,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, pendapatan juga diperoleh dari pajak air bawah tanah dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
“Kami optimistis sampai akhir Desember akan mampu mencapai target yang ditetapkan. Bila kondisi keamanan dan perekonomian masyarakat semakin membaik,” kata pria asal Kabupaten Buleleng itu.
Mister lebih lanjut mengatakan, penerimaan dari pajak daerah ini akan dikelola dan dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui program-program pembangunan.
Menurut dia, peningkatan penerimaan pendapatan daerah ini, tidak terlepas dari adanya pelayanan yang baik dari Pemkot Denpasar kepada masyarakat.
“Ini semua atas kesadaran masyarakat membayar retribusi, sehingga PAD Pemkot Denpasar bisa meningkat,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, PAD untuk tahun 2012 sebesar Rp189 miliar lebih.
“Kalau melihat dari PAD, pemkab kami masih kecil dibanding dengan daerah lain seperti Pemerintah Kota Denpasar,” kata Asisten IV Pemkab Kutai Kartanegara Bahrul.
Menurut dia, besarnya APBD Pemkab Kutai Kartanegara tersebut karena penyertaan dari dana perimbangan yang didapat dari pemerintah pusat, karena hasil dari eksplorasi tambang.
“Untuk tahun ini dana perimbangan yang diperoleh dari pemerintah pusat mencapai Rp6 triliun,” kata Bahrul yang didampingi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
Dikatakan, dana tersebut dikelola untuk pembangunan diberbagai sektor dalam mewujudkan masyarakat agar lebih sejahtera.
“Dana tersebut selain untuk pembangunan infrastruktur, juga untuk belanja langsung dan tak langsung pemkab,” ujarnya.
Ia mengatakan, wilayah Pemkab Kutai Kartanegara cukup luas yang terdiri dari 18 kecamatan, termasuk juga pedesaan yang masih sulit terjangkau jalan darat.
“Dengan luas wilayah yang luas kami masih menghadapi kendala dalam pemerataan pembangunan,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, secara bertahap dilakukan skala prioritas dalam pengembangan daerah maupun pembangunan di daerah-daerah kecamatan.
“Adanya kunjungan dari daerah lain kesini, kami merasa senang karena secara langsung akan mendapatkan informasi mengenai daerah kami yang dikatakan paling tertinggi memiliki dana APBD,” ucap Bahrul.
Ia juga mengatakan, pihaknya juga akan belajar mengenai pengelolaan potensi daerah ke Denpasar ke depannya. Karena di Pemkab Kutai Kartanegara juga memiliki potensi bidang seni dan budaya termasuk juga peninggalan purbakala yang belum dikelola secara maksimal.
“Ke depannya kami pasti akan lebih banyak lagi belajar ke Denpasar, terutama mengelola sektor kepariwisataan. Karena potensi tersebut di daerah kami juga ada, namun belum kami kelola secara maksimal,” katanya. BOB-MB