Denpasar (Metrobali.com)

 

Peringatan 23 Tahun Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan atau KAPAL Perempuan diselenggarakan di 9 sembilan provinsi di Indonesia, salah-satunya di Bali.

“Untuk di Bali ada pengorganisasian perempuan dampingan Bali Sruti di dua desa yaitu DPKJ dan DPKN,” kata Direktur Bali Sruti Luh Riniti di desa Dauh Puri Kangin Dampingan Bali Sruti, Selasa (7/3/2023).

Adapun provinsi lainya adalah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sumatera Barat, Jawa Timur, Banten dan DKI Jakarta.

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2023 ini berlangsung sejak 1-18 Maret 2023 dengan beragam acara diantaranya adalah Parade Budaya dan Orasi, Penandatanganan Komitmen Mendukung Pengesahan RUU PPRT.

Ada juga Parade dan Pawai Musik Panci, Jalan Budaya, Tudang Sipulung (Duduk Bersama), Launching Kelas Inklusif UU TPKS, Talkshow radio dan televisi, Open Mic, Siaran Radio Komunitas, dan beragam aksi lainnya termasuk kampanye melalui platform media sosial.

Selain itu, bertepatan dengan Peringatan Hari Perempuan Sedunia ini juga akan diluncurkan “Gerakan Kesetaraan Gender 2030”.

Gerakan ini merupakan kolaborasi organisasi perempuan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mendukung upaya-upaya pembangunan kesetaraan gender menuju pencapaian SDGs di tahun 2030, menurut Ulfa Kasim, koordinator Pendidikan dan advokasi program INKLUSI-GEDSI Watch.

Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan atau KAPAL Perempuan didirikan pada tanggal 8 Maret 2000 sebagai tanggapan terhadap perubahan-perubahan politik dan ekonomi yang terjadi pada masa reformasi.

KAPAL Perempuan menjadi wadah bagi para aktivisnya untuk mengembangkan cara berpikir kritis di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan perempuan dan kelompok marginal yang masih tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan.

“Saat ini KAPAL Perempuan telah memasuki usia 23 tahun dan terus berkomitmen untuk “Bergerak dan Mengubah, Menjangkau yang Tak Terjangkau” wilayah-wilayah sulit di Indonesia terutama Indonesia Timur. Bekerja sama dengan multi pihak dan memposisikan kepemimpinan perempuan sebagai kelompok inti dari gerakan perempuan dalam melakukan perubahan sosial”, jelas Misiyah, Direktur Institut KAPAL Perempuan. (rls/hd)