Foto: Anggota Komisi IV DPRD Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni (kanan) saat menerima aspirasi salah satu orang tua dari anak berkebutuhan khusus, di Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni di Perum Kerta Dalem Mansion B17, Sidakarya, Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pendidikan dan layanan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di masa pandemi Covid-19 menghadapi tantangan yang cukup berat dan beragam.

Tidak hanya persoalan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online yang memberikan kesulitan tersendiri, layanan terapi regular dan layanan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus juga menjadi lebih sulit. Sejumlah orang tua dari anak berkebutuhan khusus di Kota Denpasar pun mengeluhkan hal tersebut.

“Saya banyak mendapatkan keluhan dari orang tua yang punya anak anak berkebutuhan khusus. Soal pendidikan dan akses terapi yang paling banyak dikeluhkan orang tua,” kata Anggota Komisi IV DPRD Denpasar yang membidangi pendidikan, Emiliana Sri Wahjuni, Selasa (2/1/2021).

Wakil rakyat dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengaku banyak menerima keluhan orang tua dari anak berkebutuhan khusus di Kota Denpasar baik yang disampaikan langsung dalam penyampaian aspirasi ke Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni di Perum Kerta Dalem Mansion B17, Sidakarya, Denpasar, maupun yang disampaikan lewat media sosial seperti di akun Fanpage Facebook Emiliana Sri Wahjuni.

Dari keluhan yang disampaikan terungkap layanan terapi regular dan layanan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas lebih sulit diakses oleh mereka dan keluarganya. Resiko yang dihadapi termasuk terhambatnya proses tumbuh kembang, atau dampak kesehatan.

“Di masa pandemi sekarang anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Kami kesulitan mendapatkan akses terapi untuk anak-anak kami, kalaupun ada ya lebih mahal dari situasi normal. Sedangkan banyak papa mama mereka sudah tidak punya pekerjaan, jadi tidak bisa bayar untuk terapi,” kata Mama Rina, salah satu perwakilan orang tua anak berkebutuhan khusus saat menyampaikan aspirasi secara langsung ke Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni belum lama ini.

Pihaknya pun sangat berharap ada bantuan pemerintah meringankan beban mereka. “Harapannya disiapkan terapis dari pemerintah yang bisa bantu anak-anak berkebutuhan khusus. Jangan anak-anak kami diabaikan begitu saja,” harap ibu muda dari anak penderita down syndrome ini.

Dalam hal perubahan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online (daring) juga ditemukan berbagai kesulitan dan kendala. Bagi orang tua, siswa (anak berkebutuhan khusus) maupun guru sekalipun tidak mudah menghadapai perubahan situasi belajar mengajar dan kondisi belajar yang dilakukan dari rumah masing-masing.

Emiliana Sri Wahjuni pun prihatin dan terenyuh mendengar keluhan dan kesulitan yang dialami anak-anak berkebutuhan khusus dan para orang tuanya. Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini pun mendorong Pemerintah Kota Denpasar segera turun misalnya melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.

“Pemerintah jangan diam. Dinas Sosial turun berikan BLT bagi orang tua anak-anak berkebutuhan khusus. Dinas pendidikan bantu, misalnya pastikan mereka dapat BOS atau bentuk bantuan pendidikan lainnya. Dinas Kesehatan bantu periksa kesehatan dan siapkan terapi gratis anak-anak berkebutuhan khusus ini,” harap Srikandi PSI yang dikenal sangat peduli terhadap keluhan dan penderitaan warga.

Pihaknya pun berharap dinas terkait agar sering-sering turun ke masyarakat melihat kondisi masyarakat terbawah yang mengalami berbagai kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

“Dinas harus rajin terjun ke masyarakat. Jangan diam di kantor tanpa tahu bagaimana keadaan warga,” pungkas Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini. (wid)