Jembrana (Metrobali.com)

 

Modus penipuan dengan mengatasnamakan pejabat marak terjadi di Kabupaten Jembrana. Bahkan penipu dengan jelas menggunakan poto dan nama pejabat untuk modus penipuan.

Seperti yang dialami Diah Puspayanti salah seorang pegawai Pemkab Jembrana. Ia tertipu pulsa dengan nilai Rp.800 ribu pada Jumat (18/3/3022) lalu. Dan nyaris tertipu hingga jutaan rupiah

Diah Puspayanti yang bertugas di PLUT UMKM Pemkab Jembrana bersedia diberitakan dengan harapan masyarakat bisa lebih berhati-hati.

Kejadian tersebut menurutnya berawal saat ia dihubungi seseorang lewat WhatsApp (WA) untuk memesan pulsa senilai Rp.200 ribu. Orang ini mengaku sebagai Perbekel (Kepala Desa) Banyubiru di Kecamatan Negara.

Untuk meyakinkan, saat menelpon pada WA si penelpon terpasang poto Perbekel Banyubiru. Bahkan pada WA si penelpon juga terdapat poto perbekel bersama Camat Negara di Kantor Camat Negara.

“Waktu itu saya kirim pulsa Rp.200 ribu. Saya memang berjualan pulsa. Rumah saya juga dekat dengan Kantor Desa Banyubiru” ujar Diah, Senin (21/3/2022).

Setelah pulsa terkirim sambungnya, oknum yang mengaku perbekel kembali memesan pulsa dengan nilai yang sama termasuk untuk Camat Negara. Dan selang berikutnya ia mendapat telpon dengan nomor baru dari seseorang yang mengaku sebagai Camat Negara. Orang ini juga memesan pulsa senilai Rp 200 ribu.

“Total semuanya ada Rp.800 ribu. Kebetulan waktu itu saya ada program UMKM di Kantor Desa Banyubiru” imbuhnya.

Selain memesan pulsa menurutnya, orang yang mengaku perbekel juga meminta uang Rp.3 juta dan uangnya diminta ditransfer ke rekening atas nama Ahmad Pansori Lukman.

“Saat itu teman-teman mengingatkan, jangan-jangan penipuan. Setelah itu, saya baru sadar. Saya lalu mencari Pak Kel (Perbekel), tapi dari staf kantor desa, katanya Pak Kel tidak ngantor karena sakit” jelasnya.

Selanjutnya ia menghubungi saudaranya yang ada di Polda Bali dan memberitahukan kejadian tersebut. Dari hasil pelacakan katanya lokasi penipu yang mengaku sebagai perbekel berada di Lampung.

“Saya yakin karena orang itu (si penipu) bisa berbahasa Bali. Semoga kejadian ini bisa membuat kita lebih berhati-hati” harapnya. (Komang Tole)