Tabanan, (Metrobali.com)

 Ngaben Bersama merupakan wujud nyata bentuk gotong-royong masyarakat, karena selain menghemat biaya, kegiatan ini juga mampu menumbuhkan rasa kebersamaan tanpa harus mengurangi makna dari upacara. Maka dari itu, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, berusaha selalu hadir bersama jajaran untuk memberikan dukungan di tengah-tengah masyarakat.

Seperti halnya kali ini, Bupati Sanjaya didampingi oleh salah satu anggota DPRD Tabanan, Sekda, Asisten I, Asisten III, OPD terkait, Camat dan unsur Muspika Kecamatan Kediri, hadir langsung pada acara Pitra Yadnya Ngaben Bersama dirangkaikan dengan upacara Dewa Yadnya Memukur dan Manusa Yadnya yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Buwit, Kecamatan Kediri, Tabanan, Minggu, (14/8) siang.

Dalam kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap 5 Tahun sekali sesuai perarem Adat setempat itu, menyertakan 43 Sawa Ngaben dengan biaya Rp. 2,5 juta per sawa, 91 Memukur dengan biaya masing-masing sebesar Rp. 3 juta dan Mesangih serta Metelu Bulanan diikuti oleh 56 Orang dan 82 orang dengan biaya Rp. 500 ribu per Orang. Sehingga, Ngaben Bersama atau yang juga sering disebut Ngaben Megibung ini sangat tepat dilakukan guna meringankan beban masyarakat apalagi dirangkaikan dengan upacara-upacara lainnya.

“Tujuan ini sudah jelas yaitu untuk meringankan beban masyarakat. Kalau di era sekarang, Ngaben sendiri bisa menghabisakan dana ratusan juta, tapi sekarang dengan uang sebesar 2,5 juta, dengan uang sebesar 3 juta ataupun 500 ribu, kita sudah bisa melaksanakan upacara, upakara yang lengkap seperti ini. Artinya, lebih murah daripada harga HP sudah bisa ngelinggihan leluhur. Ini sangat luar biasa sekali,” ujar Sanjaya dalam Dharma Wacananya saat itu.

Hal ini dikatakannya juga sangat sejalan dengan visi Pemkab. Maka dari itulah, pemerintah selalu mendorong dan selalu ikut andil dan hadir langsung di tengah tengah masyarakat mendampingi masyarakat, memberikan doa restu dan bagaimana untuk mensukseskan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.

Untuk itu, Sanjaya berharap kegiatan seperti ini tetap dipertahankan dan dilestarikan karena tidak hanya meringankan beban masyarakat tetapi juga mewujudkan pembangunan sekala dan niskala.

Sanjaya juga sangat mengapresiasi seluruh pihak terkait dalam kegiatan ini, sehingga saat ini masyarakat bisa kompak bersatu dalam mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana di Kabupaten Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Hal ini dikatakannya sangat selaras dengan program Pemerintah. Disamping itu, karya yang baik tidak diukur dari nilai material uang, namun harus didasari rasa tulus ikhlas dari masyarakat, dipuput oleh sang sulinggi dan disaksikan oleh murdaning jagat.

“Kalau sudah kompak dan bersatu, itu akan sangat baik sekali untuk kedepannya dalam melanjutkan program-program pembangunan yang direncanakan di wilayah masing-masing guna mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Ayo kompak bersatu. Apapun pembangunan disini, kita harus kompak bersatu demi kesejahteraan kita bersama,” pinta Sanjaya.

Senada dengan Bupati, seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh Ketua Panitia Upacara I Nyoman Sukarya, bahwa kegiatan ini sangat penting bagi pihaknya selaku umat Hindu Bali. Apalagi pengabenan ini sangat penting dalam rangka membayar hutang kepada leluhur yang pada prinsipnya agar jangan sampai membebani masyarakat dan salah satu jalan keluarnya adalah kegiatan seperti ini.

“Dimana, biaya yang terkumpul untuk melaksanakan upacara sebesar Rp. 459 juta dan sampai saat ini sudah menghabiskan danan sebesar Rp. 633 juta. Dan untuk sementara ada kekurangan, sementara kami pinjam di LPD. Puncak memukur dilaksanakan pada 16 Agustus dan meajar-meajar pada 17 Agustus 2022. Tiang berharap, Bapak Bupati bersedia membantu program kami di Desa Adat yang kami laksanakan setiap 5 tahun sekali, tiada lain tujuannya untuk meringankan beban masyarakat,” ujar Sukarya yang disambut baik oleh Bupati beserta jajaran.

Sumber : Humas Tabanan

Editor : Sutiawan