Museum Puri LukisanDenpasar (Metrobali.com) –

Museum Puri Lukisan, naungan Yayasan Ratna Wartha Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, menjadi favorit wisatawan mancanegara dan nusantara.

“Wisatawan baik dalam maupun luar negeri paling banyak meminta melihat aneka lukisan dan patung bernilai seni tinggi di Museum Puri Lukisan Ubud,” kata Pramuwisata Made Poleng di Ubud, Senin (11/7).

Kondisi demikian itu bisa menggeser Museum Antonio Blanco di pinggiran Sungai Campuan Ubud, 25 km timur laut Kota Denpasar, atau sekitar 500 meter dengan Museum Puri Lukisan.

Museum Puri Lukisan ramai dikunjungi turis karena ada lukisan dinding karya I Gusti Nyoman Lempad, berukuran raksasa. Beberapa bagiannya rusak. Warnanya kalah melawan waktu.

Selain itu ada karya Anak Agung Gede Meregeg berjudul “Bima Mencari Arwah Ibu dan Bapaknya (1939)”. Ada pula lukisan mitologi Bali, Bima, Garuda, dan Leak. Selain itu, gambar gadis-gadis muda bertelanjang dada mandi di kolam.

Di Bali, sedikitnya sebelas museum barang kuno dikelola swasta dan pemerintah.

Museum Puri Lukisan menerima kunjungan terbanyak akhir 2015.

Menurut catatan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Museum Puri Lukisan menerima pengnjung sebanyak 46.627 orang selama 2015, di antaranya 45.141 orang wisatawan mancanegara dan sisanya wisatawan dalam negeri, menyusul Museum Antonio Blangko 42.468 orang dalam perioade yang sama.

Museum Puri Lukisan awalnya ditangani para tokoh seni yakni Bonnet, Walter Spies, dan Tjokorda Agung Sukawati, tiga serangkai yang berperan besar dalam pembaruan seni rupa Bali, memiliki sedikitnya 200 lembar lukisan dan patung sekitar 80-an.

Museum seni lukisan di lokasi perkampungan seniman Ubud yang juga banyak diminati pelancong mancanegara, seperti Museum Pande Wayan Sutedja Neka, Arma dan Museum Rudana dengan pengunjung masih di bawah 40 ribu orang.

Made Poleng menambahkan, di mancanegara Ubud terkenal dengan seniman baik lukis maupun patung. Para kolektor dan pencinta seni lukis paling senang mendatangi seniman di Ubud, untuk bisa melihat karya seni seniman tempo dulu maupun yang sekarang.

Museum Bali di jantung kota Denpasar yang menyimpan aneka barang etnografi terbesar di Pulau Dewata palingi banyak dijadikan lokasi penelitian oleh mahasiswa dalam dan luar negeri, menerima kunjungan terbanyak ketiga yakni 37.532 orang tahun 2015. Sumber : Antara