Wayan Muntra (baju kuning), Gusti Putu Wijaya (baju putih)

Wayan Muntra (baju kuning), Gusti Putu Wijaya (baju putih)

DENPASAR (Metrobali.com)-

Partai Golkar Bali mempercepat pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) yang sebelumnya sempat santer akan digelar Jumat (11/12) esok, namun dipercepat hari ini berlangsung di Ballroom lantai 10, Hotel Bali Beach Sanur, Kamis (10/12). Padahal sehari sebelumnya seluruh kader berkonsentrasi untuk memenangkan kandidat Golkar yang bertarung pada Pilkada serentak di enam kabupaten/kota se-Bali. Skenario untuk mempercepat waktu Musda ini, dimamfaatkan oleh Loyalis Sudikerta untuk menghadang kandidat lain, seperti Nyoman Sugawa Korry (Ketua DPD II Golkar Buleleng) dan Wayan Geredeg (Ketua DPD II Golkar Karangasem) untuk menantang calon incumbent, sehingga bisa menang tanpa pemilihan alias aklamasi. “Musda Golkar sudah ditetapkan 10 Desember. Karena kita harapkan terpilih Ketua DPD Golkar yang memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela sebagai syarat mutlak yang harus ada. Seperti di Badung kita ada Putra Daerah, Pak Sudikerta yang juga Wakil Gubernur, meskipun ada kekurangan dan kelebihan memimpin, kita harapkan bisa disepakati untuk terpilih kembali untuk membawa Golkar lebih baik dan bisa lebih bersaing dengan partai lain,” ujar salah satu Loyalis Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Badung, I Wayan Muntra saat ditemui usai mencoblos di TPS 12 SDN 2 Benoa, Sawangan Rabu (9/12).

Namun ketika disinggung soal kebulatan tekad agar Sudikerta bisa terpilih aklamasi, Muntra langsung membantahnya. Bahkan pihaknya mengaku tidak pernah mengetahui ada kesepakatan seperti itu. Mengingat sebagai struktural partai juga harus mengikuti instruksi dan garis partai yang ditetapkan oleh DPP Partai Golkar sebagai induk partai.

“Kalo saya tidak tahu ada kebulatan tekad. Namun saya sudah bulat mendukung Putra Daerah (Sudikerta, red). Tapi kalo Ketua DPP yang lain saya belum berkomunikasi langsung soal itu. Disamping itu juga kita harus mengikuti perintah DPP sebagai struktur partai. Jadinya tidak ada kebulatan tekad seperti itu,” kelitnya.

Menurutnya DPP akan melihat proses yang berjalan, karena memiliki pertimbangan lain, sehingga di daerah akan tunduk dan taat terhadap apa yang digariskan oleh DPP dan tidak berani keluar dari instruksi partai. “Jadinya tidak ada kesepakatan seperti itu (kebulatan tekad, red). Namun kita sepakat mengusung Putra Daerah di Badung sudah komit. Persoalannya apa ada instruksi DPP? Sebagai induk partai apa yang menjadi instruksi garis partai harus diikuti,” jelasnya.

Sayangnya ketika disambangi ke arena Musda, Sudikerta nampak enggan ditemui. Namun ketika dihubungi terpisah, Ketua Panitia Musda Golkar Bali yang juga Wakil Ketua DPD Golkar Bali, Gusti Putu Wijaya membenarkan mempercepat agenda Musda yang dirancang sebelumnya. Namun Ia membantah sengaja memajukan sehari pelaksanaan Musda, agar bisa kembali menempatkan Sudikerta diposisi Ketua DPD Golkar Bali. Apalagi soal skenario untuk kebulatan tekad memilih Sudikerta sebagai Ketua DPD Golkar Bali secara aklamasi. “Kita disini hanya mau melakukan gladi Musda. Tidak ada rapat untuk memenangkan Pak Sudikerta. Tidak ada itu, kita hanya mau gladi makanya semua kita suruh hadir kesini,” bantahnya.

Selain itu Politisi asal Tabanan ini mengaku belum bisa memastikan siapa yang menjadi penantang Sudikerta. Apalagi belum ada satupun calon yang ingin mendaftar menantang Sudikerta. “Belum ada satupun calon yang maju menantang. Jadinya kita tidak tahu siapa saja calonnya. Tapi Pak Sudikerta pasti majulah. Itu pasti, cuma calon penantangnya belum ada. Oleh karena itu bisa saja pemilihan berlangsung aklamasi jika tidak ada calon lain yang mau maju,” imbuh Loyalis Sudikerta itu.

Seperti diketahui, Ketut Sudikerta merupakan politisi asal Desa pecatu, Badung yang kini masih menjabat Ketua DPD I Golkar Bali 2010-2015 dan sekaligus Wakil Gubernur Bali. Sudikerta juga selama ini disebut-sebut kandidat terkuat, karena selaku incumbent yang punya banyak loyalis termasuk para Ketua di DPD II Golkar Kabupaten/Kota. Sementara salah satu calon penantangnya, Sugawa Korry sebagai politisi asal Desa Banyuatis, Buleleng yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Buleleng dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Bali. Sedangkan calon penantang lainnya, Wayan Geredeg adalah politisi Golkar asal Banjar Kreteg Sibetan, Karangasem yang mantan juga Bupati Karangasem dua periode. Saat ini, Geredeg masih menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Ketiga kandidat ini sama-sama punya peluang untuk terpilih menjadi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda Golkar hari ini. AW-MB