Jakarta, (Metrobali.com)

Ahli gizi dari PT Kalbe Farma Tbk Airin Levina, S.Gz mengatakan, mencegah penyakit ginjal kronik dapat dilakukan dengan minum air putih yang cukup dan membatasi konsumsi gula, garam, serta lemak (GGL).

“Air putih harus cukup, minimal dua liter per hari atau setara dengan delapan gelas air minum. Tapi kalau sehari-harinya di lapangan, panas-panasan, maka harus ditambah karena ada cairan yang keluar dalam bentuk keringat,” kata Airin dalam media briefing “Jaga Ginjal untuk Masa Depan” di Jakarta, Jumat.

Sementara untuk untuk konsumsi gula, Airin mengatakan batas maksimalnya adalah 50 gram atau setara 4 hingga 5 sendok makan per hari.

“Tapi, waspadai juga hidden sugar. Kita makan fast food, soft drink dan minuman lain termasuk kopi yang ditambah gula dan creamer, itu juga gula, harus dibatasi,” ujarnya.

Sementara untuk garam, Airin mengatakan batasannya adalah satu sendok teh per hari. Konsumsi garam dalam waktu panjang dan berlebihan akan menyebabkan hipertensi yang merupakan salah satu pencetus penyakit ginjal kronik.

Sedangkan untuk lemak, pilihlah lemak yang baik untuk tubuh berupa lemak jenuh dan Omega 3, dan Omega 6.

Selanjutnya, Airin mengatakan bahwa pencegahan penyakit ginjal kronik juga dapat dilakukan dengan mencukupi kebutuhan gizi secara seimbang mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga serat.

Di sisi lain, jika seseorang sudah mengalami gangguan ginjal tahap pra dialisis, maka ia harus berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai seberapa banyak kebutuhan air yang harus diminum.

“Kalau pra dialisis, ada yang airnya dibatasi, ada juga yang tidak perlu, tentunya kita lihat lagi kemampuan tubuhnya dan aktivitasnya seperti apa. Jadi harus konsultasi,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan orang yang mengalami gangguan ginjal kronik tahap pra dialisis maupun dialisis juga tetap harus membatasi gula, garam, dan lemak.

Kemudian, Airin juga mengingatkan ada perbedaan soal kebutuhan protein bagi orang sehat, pasien pra dialisis, dan pasien yang sedang menjalani dialisis.

“Kalau yang sehat butuh 0,8-1 gram protein per kilogram berat badan per saji, kalau pra dialisis 0,6-0,8 gram per kilogram berat badan per saji, kalau sudah dialisis butuh lebih banyak protein karena ada protein dalam darah yang terbuang selama proses cuci darah, ada yang mengatakan 1,2-1,5 gram per kilogram berat badan per hari,” ujar Airin.

Begitu juga dengan kalori, Airin mengatakan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Sumber : Antara