Denpasar (Metrobali.com)-

Suasana semarak tampak menyelimuti areal sekitar Patung Catur Muka, tata lihgting dan panggung cat walk dengan dibalut warna yang serasi menambah semarak areal tersebut. Maklum malam itu Ibu-Ibu Pimpinan SKPD dan Para Perajin Se-Kota Denpasar akan berlenggak-lenggok diatas cat walk mempertontonkan busana endek, bordir dan songket hasil kreasi para designer. Susanapun makin meriah tatkala seorang menteri BUMN Dahlan Iskan turut hadir menyaksikan pagelaran tersebut, Senin (2/1).

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Bali khususnya Denpasar yang memiliki warisan budaya yang adi luhung juga dikenal dengan kerajinan textile dan industri kreatifnya. Endek merupakan salah satu produk yang memiliki nilai keraifan lokal kini menjadi produk unggulan masa depan Kota Denpasar. Tidak salah jika Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindag bekerjasama dengan para perajin dan pengudaha binaan Dekranasda pimpinan Nyonya Selly D. Mantra, terus menggelar kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat industri kreatif mereka. Salah satunya adalah kegiatan Fashion On The Street yang rutin digelar setiap akhir tahun diareal Patung Catur Muka.

Menurut Nyonya Selly D. Mantra, kerajinan endek dan bordir Kota Denpasar merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam pengerjaannya. Kerajinan ini telah tumbuh dibeberapa daerah dengan motif dan rancangan khas daerah masing-masing. Dijelaskan pula, nama endek mengacu pada bentuk atau pola tehnik ini digunakan dalam pola tekstile tradisional Bali. Endek pada kenyataannya sangat berbeda dari proses ikat yang dilakukan secara luas di seluruh Indonesia dan ikat yang berarti bundel.

Menurutnya ada beberapa hal yang menjadikan endek Bali belum bisa bersaing di tingkat Nasional, salah satunya adalah masalah pewarnaan. Warna kain endek Bali dinilai masih tidak mengikui trand yang berkembang termasuk desaign yang monoton. Bercermin dari kondisi tersebut, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dekranasda berupaya melestarikan dan mengembangkan produk tekstile endek melalui berbagai kegiatan baik pameran, seminar, workshoop, pelatihan, pendampingan hingga gelaran fashion seperti yang sekarang dilakukan. Pemkot melalui Dekranasda juga terus berupaya meningkatkan kualitas, corak, gaya dan warna  sesuai keinginan pasar, ungkapnya. Sehingga dengan kegiatan ini kedepan endek tidak saja bisa dinikmati oleh kalangan  masyarakat Denpasar namun juga untuk masyarakat diseluruh Bali bahkan luar Bali.

Sementara salah seorang pedagang endek A.A. Anom dari Bali Konveksi yang ikut dalam event Denpasar Festival, dirinya merasa dapat durian runtuh. “Bayangkan saja dulu produk endek hampir tidak ada yang melirik namun sekarang benar-benar boming”, ujarnya bangga. Kedepan dirinya berharap mudah-mudahan event seperti ini terus digelar dan berharap agar Pemkot lebih gencar melakukan sosialisasi. (Sdn.Hms.DFps.)