Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (tengah) usai menyerahkan bantuan pupuk cair hayati, benih dan alsintan di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Sabtu (19/6/2021).

Gianyar (Metrobali.com)-

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong dan mendukung Bali menjadi percontohan provinsi yang menerapkan sistem pertanian organik terintegrasi.

“Saya ingin Bali jadi simbol pertanian yang maju. Bali harus jadi contoh (pertanian organik) saya siap back up,” kata Mentan dalam sambutan sebelum menyerahkan bantuan pupuk cair hayati bio, benih dan alsintan (alat mesin pertanian) di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Sabtu (19/6/2021).

Pertanian Organik adalah manajemen produksi yang menekankan kesehatan agroekosistem dengan mengutamakan bahan-bahan alami
tanpa bahan kimia sintetis dan produk transgenik.

Sistem Pertanian Organik adalah Sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah dengan menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat dan sedapat mungkin menggunakan budaya, metoda biologi dan mekanik, yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem.

Provinsi Bali sendiri sangat serius mewujudkan sistem pertanian organik. Buktinya Bali telah mempunyai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik.

Untuk mewujudkan Bali jadi percontohan pertanian organik, Mentan bahkan menegaskan Kementan akan memberikan dukungan penuh.”Saya siap MoU dengan Pak Gubernur dan Pak Bupati,” tegas Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Sementara itu bantuan pupuk cair hayati produk PT Bio Konversi Indonesia, benih padi dan alsintan (alat mesin pertanian) ini diserahkan kepada sejumlah kelompok tani dan subak dari berbagai daerah di Bali seperti Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem.

Dengan bantuan ini kita harapkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian Bali semakin meningkat,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai menyerahkan bantuan ini lantas menambahkan Kementan mendorong upaya optimal meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pangan atau pertanian di Bali.

Dengan penggunaan pupuk organik cair hayati ini petani bisa meningkatkan masa panen dan produktivitas hingga dua atau tiga kali lipat. “Jangan cuma panen sekali tapi harus dua tiga kali. Jangan cuma 5 ton per hektar (panen beras), harusnya sudah 7-8 ton per hektar. Itu gunanya pupuk organik untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian,” papar Mentan.

Walaupun Kementan gencar memberikan program-program bantuan pupuk, benih hingga alsintan, petani diharapkan tidak terlalu terpaku mengandalkan dan menunggu bantuan pemerintah. “Bantuan pemerintah cuma merangsang saja,” sambung Mentan.

Ia lantas mengajak masyarakat Bali khususnya generasi muda kembali menggeluti pertanian yang selama ini seolah-olah terlupakan karena geliat pariwisata. Saat pariwisata Bali anjlok karena terdampak pandemi Covid-19 barulah sektor pertanian ini kembali dilirik.

“Saya ingin Bali jadi simbol pertanian yang maju. Pertanian tidak ada yang rugi kalau didukung dengan baik,” pungkas Mentan.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mewakili Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian atas program bantuan pupuk cair hayati, benih dan alsintan untuk Provinsi Bali ini.

Bantuan ini mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan serta pembangunan sektor pertanian di Bali dalam visi pembangunan dari Gubernur Bali Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Bali juga berkomitmen menjadi Pulau Organik dengan menerapkan sistem pertanian organik. Apalagi kami sudah punya Perda Sistem Pertanian Organik,” kata Cok Ace. (dan)