Sofyan Djalil 1

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan harga minyak solar masih diberi subsidi oleh pemerintah, karena banyak digunakan untuk mendorong aktivitas ekonomi.

“Subsidi dialihkan ke solar saja karena untuk aktivitas ekonomi,” katanya seusai jumpa pers harga BBM terbaru di Jakarta, Rabu (31/12).

Sofyan mengharapkan meskipun telah dilakukan penyesuaian harga premium dan solar lebih rendah dari harga sebelumnya, masyarakat tidak memanfaatkan dan mengkonsumsi bahan bakar minyak secara berlebihan.

“Kita mengimbau masyarakat berhemat, jangan karena harga turun, kita jor-joran merasakan harga murah dan menggunakan berlebihan. Kita inginkan masyarakat tetap rasional, karena bagaimanapun BBM itu barang langka,” katanya.

Pemerintah memutuskan untuk mencabut subsidi premium RON 88, namun masih memberikan subsidi tetap sebesar Rp1.000 per liter bagi minyak solar, yang berlaku secara efektif pada 1 Januari 2015.

Harga terbaru bensin premium RON 88 baik yang BBM khusus penugasan maupun BBM umum nonsubsidi adalah Rp7.600 per liter, dan harga solar bersubsidi menjadi Rp7.250 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tetap Rp2.500 per liter.

Namun, dengan skema penghitungan harga BBM terbaru yang telah disesuaikan dengan formula sesuai harga dasar ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), maka harga bisa berubah setiap bulannya mengikuti harga keekonomian.

Sebelumnya, harga lama premium RON 88, yang masih diberikan subsidi oleh pemerintah, adalah sebesar Rp8.500 per liter dan harga solar sebesar Rp7.500 per liter. Harga tersebut baru saja mengalami penyesuaian pada November 2014.

Sofyan menambahkan dana subsidi untuk minyak solar masih memanfaatkan alokasi dalam APBN 2015, sebelum nantinya menggunakan anggaran belanja subsidi BBM dalam APBN-Perubahan yang segera dibahas dengan parlemen.

“Di anggaran sekarang ada (alokasi) subsidi, itu yang dipakai dulu, sampai anggaran nanti dikoreksi,” katanya.

Sofyan memastikan penetapan skema subsidi tetap Rp1.000 per liter untuk solar tersebut, membuat kerja pemerintah dalam menyusun proyeksi anggaran dalam APBN lebih mudah, terutama dalam mengalokasikan belanja untuk infrastruktur.

“Kita sekarang bisa menghitung beban APBN-nya, di masa lalu kita tidak bisa menghitung itu,” katanya.

Sofyan juga menyakini DPR memberikan persetujuan terkait pemberian skema subsidi tetap bagi minyak solar dalam APBN-Perubahan, meskipun saat ini belum dilakukan pembahasan secara resmi.

“Tentang subsidi tetap, tentu kita akan bawa ke DPR, saya pikir Insya Allah, DPR sepakat denga pemerintah karena kita bisa memulai (menghemat) subsidi sangat signifikan,” ujarnya. AN-MB