Jembrana (Metrobali.com)-

Guna menjaga kelestarian penyu dari kepunahan, warga dua desa, yakni Desa Yeh Kuning dan Desa Air Kuning, Jembrana membentuk klompok konservasi Penyu Segara. Meski tergolong baru, kelompok ini sudah mampu melepas ratusan tukik penyu ke laut lepas.

Dengan mengajak siswa dan siswi dari SMPN 5 Negara, Pemangku dua desa dan perbekel Desa Air Kuning dan Desa Yeh Kuning, Jembrana, Rabu (4/9) kembali melepas tukik penyu. Kali ini tukik yang dilepas ke laut lepas sebanyak 86 ekor tukik.

Ketua kelompok Segara Urip, Gede Sudita, ditemui di lokasi mengatakan selama ini pihaknya terus berusaha untuk mengikuti kaidah konservasi internasional, yakni setelah menetas, tukik tersebut langsung dilepas. “Kami tidak pernah lama-lama menahan tukik. Begitu menetas langsung di lepas ke laut lepas” ujarnya.

Untuk pelepasan kali ini, pihaknya sengaja mengandeng siswa-siswi,dengan harapan sebagai pembelajaran dan membangkitkan semangat dalam pelestarian lingkungan dan hewan langka seperti penyu. Selain itu juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kelestarian alam sejak dini.

“Disini kami tidak berbisnis. Kami tidak mau mempertontonkan untuk mendapatkan uang. Kami juga tidak mencari sponsor untuk melepaskannya” ujar Sudita.

Diakuinya  dalam pelestarian penyu, pihaknya menemui banyak kendala, diantaranya perburuan dan pengambilan telur penyu secara liar, ancaman abrasi dan pemasangan beton penghalang ombak. Kondisi tersebut menurutnya dapat menghalangi penyu untuk bertelur.

Sementara itu, juru kampanye ProFauna,Bayu Sandi mengatakan praktik dengan sengaja menahan tukik untuk mendapat uang adalah bentuk eksploitasi terhadap satwa yang dilindungi.juga telah mencoreng nama baik Jembrana dan Bali di mata internasional. MT-MB