Denpasar (Metrobali.com)-

Penurunan kualitas lingkungan dan pemanasan global “ancam” keberlanjutan kepariwisataan dunia. Kedua isu ini sudah menjadi masalah yang sangat mendesak untuk diperhatikan oleh sektor swasta  termasuk kalangan pelaku pariwisata di Bali. Hal itu  disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu saat membuka Lokakarya Sektor Swasta, Penyusunan “Green Road Map” Kepariwisataan Bali 2050, Sabtu 24 September 2011, di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur.

Ida Bagus Kade Subhiksu mengaharapkan, seluruh komponen pariwisata dan masyarakat Bali dapat menyampaikan isu-isu strategis dalam penyusunan Green Road Map Kepariwisataan Bali 2050. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah provinsi Bali pun sudah menyusun Peta Jalan (Road Map) menuju Bali Green Province. Sektor Swasta di Bali yang bergerak dibidang kepariwisataan diharapkan adaktif dan segera mengimplementasikan Peta Jalan ini,”katanya.

Lokakarya yang dilaksanakan oleh Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Bali menghadirkan empat pembicara utama yaitu : Prof. Geoffrey Lipman (Secretary General UNWTO), Prof. Terry De Lacy (Dosen Pertanian dan Sumber Daya Alam Univ. Queensland Australia), Geoff Buckley (Konsultan Senior Pemerintah dan Negara Federal Australia), dan  Dr. Agung Suryawan Wiranatha Peneliti dari Univ Udayana Denpasar.

Prof. Geoffrey Lipman mengatakan, seluruh komponen pariwisata dunia harus memikirkan masalah ini dalam target dan konsep jangka panjang. Visi pariwisata Bali kedepan harus segera dirumuskan. Prof. Geoffrey Lipman menambahkan, khusus untuk Bali Visi Green Tourism harus menjawab tiga pilar utama yaitu; keberlanjutan, rasa aman, dan perubahan gaya hidup yang tetap dapat mensejahterakan masyarakat Bali.

Sementara pembicara lainnya Geoff Buckley mengatakan, alih teknologi sangat penting dalam mengantisipasi perubahan iklim. ‘’Bahkan perkembangan teknologi informasi saat ini sudah merubah prilaku transaksi  di sektor kepariwisataan, “tegasnya.

Sementara Made Suarnata, praktisi lingkungan dari Yayasan Wisnu Denpasar mengatakan,”di tengah konsep Green Tourism yang kedengarannya sangat idial, namun dalam waktu bersamaan kita tanpa sadar terus melakukan pengerusakan lingkungan. Misalnya dalam penggunaan AC, Energy dan sebagainya. ‘’Hal ini sangat ironis bagi kita semua. Bentuk dan posisi masing-masing sektor harus terus dievaluasi dan dibenahi lagi, “kritiknya.

Terkait dengan upaya penyusunan “Green Road Map” Kepariwisataan Bali 2050, isu utama yang menjadi perhatian peserta antara lain; isu lingkungan, kemacetan, krisis energy, kependudukan, inprastruktur, pertanian, alih teknologi, perubahan iklim dan lain sebagainya.  Seluruh peserta pun memberi masukan terkait dengan langkah dan solusi startegis terkait dengan masalah ini. Lokakarya melibatkan berbagai unsur seperti : Pemda, Akademisi, PHRI, ASITA, ORGANDA,, MUDP, LSM, dan pelaku usaha lainnya (MN-MB)