Klungkung, (Metrobali.com)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara melaksanakan kegiatan capacity building untuk Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Kolok Desa Bengkala. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat difabel di Desa Bengkala, baik tuna rungu maupun tuna wicara yang sering dikenal dengan sebutan ‘kolok’.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pemilik Pertenunan Werdhi Budaya, Anak Agung Oka Wisnu; Kepala Cabang Singaraja PT BPD Bali, Made Aditya Pranajaya; Perbekel Desa Bengkala, I Made Astika; Lurah Semarapura Kangin, Ida Bagus Putra Adnyana dan Klian Banjar Sengguan Klungkung, I Gusti Bagus Basudewa.

Pelaksanaan program capacity building yang diikuti oleh penenun difabel KEM Kolok Desa Bengkala sejalan dengan komitmen OJK untuk memberikan akses keuangan yang setara bagi kaum difabel, none left behind, inklusi yang inklusif. Kaum difabel juga berkontribusi pada perekonomian daerah, sebab mayoritas warga ‘kolok’ Desa Bengkala merupakan bagian dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), demikian disampaikan oleh Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Kristrianti Puji Rahayu dalam sambutannya, Senin.

“Peningkatan kapasitas dari UMKM kaum difabel di Desa Bengkala bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perdesaan. Melalui peningkatan kapasitas UMKM kaum difabel di Desa Bengkala diharapkan kualitas hasil tenun yang dihasilkan akan meningkat sehingga akan mempermudah untuk mendapatkan pendanaan dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) untuk mengembangkan usaha yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya” kata Kristrianti.

Berbagai upaya dilakukan OJK, Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng bersama PUJK yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mendorong peningkatan kapasitas difabel di Desa Bengkala. Desa Bengkala merupakan pilot project dari program Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif (GM EKI) di Provinsi Bali yang digagas oleh OJK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta mewujudkan keuangan inklusif di wilayah pedesaan.

OJK telah melakukan survei dan pendalaman potensi ekonomi di Desa Bengkala. Dari survei dimaksud ditemukan bahwa terdapat potensi kaum difabel di Desa Bengkala untuk menghasilkan sebuah produk tenun ikat. Peningkatan kapasitas penenun difabel yang tergabung dalam KEM Kolok Desa Bengkala akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Desa Bengkala. Selain industri tenun, terdapat beberapa industri lain yang juga berkembang di Desa Bengkala yaitu industri dupa, industri jamu dan industri ingka.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas penenun dan hasil tenun maka OJK melakukan aliansi strategis dengan menghubungkan penenun ‘kolok’ dengan off taker. Hal itu diwujudkan dengan capacity building yang khusus diperuntukkan bagi penenun ‘kolok’ Desa Bengkala. OJK juga telah melakukan business matching termasuk mencari off taker untuk memasarkan hasil tenun dari KEM Kolok Desa Bengkala. Kegiatan capacity building ini melibatkan Pertenunan Werdhi Budaya sebagai off taker hasil tenun yang dihasilkan KEM Kolok Desa Bengkala. Kegiatan capacity building akan dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 8 Oktober 2023 bertempat di rumah produksi Pertenunan Werdhi Budaya Klungkung.

Sebelumnya, Anak Agung Oka Wisnu selaku pemilik Pertenunan Werdhi Budaya telah berkunjung ke KEM Kolok Desa Bengkala untuk melakukan studi lapangan dan berkoordinasi dengan ketua kelompok dari KEM Kolok Desa Bengkala. Anak Agung Oka Wisnu menilai masih perlu peningkatan kualitas kain tenun yang dihasilkan baik dari segi pengerjaan maupun kualitas bahan yang digunakan.

“Kami akan membantu penenun ‘kolok’ Desa Bengkala untuk terus meningkatkan kualitas hasil tenun yang dihasilkan sehingga akan diterima luas oleh pembeli di pasar baik domestik maupun mancanegara. Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk berbagi kepada sesama agar dapat mendukung perekonomian dan kreatifitas penenun difabel,” kata Anak Agung Oka Wisnu.

Perbekel Bengkala, I Made Astika menyambut baik kegiatan dimaksud dan menyampaikan apresiasi kepada OJK. Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan kemampuan penenun difabel dari Desa Bengkala akan meningkat dan menghasilkan hasil tenun yang diterima oleh pasar baik nasional bahkan mancanegara serta hasil tenun yang dihasilkan memiliki ciri khas tertentu yang hanya ditemukan di penenun ‘kolok’ Desa Bengkala.

“Kami mengucapkan terima kasih untuk OJK yang telah menginisiasi terlaksananya kegiatan ini. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini penenun difabel dari Desa Bengkala mampu ‘naik kelas’ dan mendunia,” kata I Made Astika.

Kedepan, setelah penenun ‘kolok’ dapat meningkatkan hasil produksi dan pemasarannya melalui pelatihan secara intensif, PT BPD Bali berkomitmen untuk membantu penenun ‘kolok’ Desa Bengkala dalam mempermudah akses permodalan. Dengan akses permodalan maka penenun ‘kolok’ Desa Bengkala pun dapat meningkatkan skala usahanya.

OJK berkomitmen untuk terus meningkatkan pengembangan potensi ekonomi daerah dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, PUJK, serta pemangku kepentingan lainnya. Pendalaman akses keuangan masyarakat juga menjadi fokus utama OJK, termasuk akses keuangan bagi masyarakat difabel. (RED-MB)