Denpasar (Metrobali.com)-
Pemerintah selalu berjanji untuk meningkatkan pelayanan
publik dalam berbagai aspek kehidupan. Terutamanya, dalam dunia
pendidikan sebagai media utama untuk mencetak karakter bangsa yang
cerdas, kreatif, dan kompetitif, serta berdaya saing global. Bahkan,
presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyatakan komitmennya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini, demi mewujudkan
reformasi demokrasi yang berkeadilan dalam berbagai jenjang
pendidikan.
Kebijakan konkret dan strategis itu, seperti peningkatan anggaran
untuk perluasan akses pendidikan, penuntasan program wajib belajar
dari 9 tahun menjadi 12 tahun, bantuan dana operasional sekolah (BOS),
dan beasiswa bidik misi, untuk pelajar dari keluarga tak mampu
(miskin), serta peningkatan kesejahteraan para guru pendidik. Upaya
ini bertujuan agar seluruh warga masyarakat negeri ini dapat mengeyam
pendidikan secara layak dan murah serta berkeadilan.
Ironisnya, beragam kebijakan tersebut hingga kini rupanya belum mampu
memerdekakan dunia pendidikan dari tekanan hegemoni para kaum
kapitalisme global yang cenderung berorientasi kepentingan keuntungan
(profit) semata. Hingga memicu terjadinya gejolak komersialisasi dunia
pendidikan. Implikasinya, upaya mencetak generasi emas bangsa yang
berkarakter, berbudaya dan berkeadaban semakin sulit tercapai.
Kadisdikpora Bali, IGN Gde Sujaya mengakui memang beragam upaya telah
dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mencetak generasi
emas bangsa yang unggul dan berbudaya, serta berkeadaban. Tapi, hingga
kini belum sepenuhnya dapat terealisasi dengan baik.
Maka itu, katanya, dalam peringatan hari kemerdekaan ke-67 tahun ini,
memang perlu adanya semangat bersama untuk memerdekakan dunia
pendidikan dari berbagai tekanan hegemoni kepentingan yang berbasis
kapitalisme global secara lebih serius. “Demi menciptakan pendidikan
yang layak dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam arti
seluas-luasnya,” tegasnya.
Hal senada diungkap Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Putu Rumawan
Salain, yang menegaskan bahwa upaya memerdekakan dunia pendidikan
dalam mencetak generasi emas bangsa yang lebih berkualitas dan berdaya
saing global tidak akan dapat tercapai tanpa adanya kebijakan dan
komitmen kuat dari berbagai lapisan masyarakat terutama para pihak
terkait di bidangnya.
Diakuinya, memang sudah semestinya dalam peringatan hari kemerdekaan
tahun ini, pemerintah mampu memberikan rasa merdeka bagi seluruh
lapisan masyarakat dalam arti seluas-luasnya untuk dapat menikmati
pendidikan yang layak dan murah, sekaligus berkualitas. “Inilah
sejatinya kemerdekaan dalam dunia pendidikan yang mesti harus
diperjuangkan bersama saat ini,” cetusnya, mengingat pendidikan
sebagai investasi jangka panjang pembangunan bangsa. IJA-MB