akarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Marzuki Alie menegaskan, wacana mosi tidak percaya terhadap dirinya tidak beralasan karena tidak ada ketentuan yang mengatur hal itu.

“Tidak ada tata tertibnya. Tata tertib tidak ada, undang-undang juga tidak mengatur,” kata Marzuki ketika ditemui di kediamannya di Jakarta, Jumat malam, setelah buka puasa bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Marzuki menyatakan hal itu ketika dimimta komentar tentang rencana beberapa anggota DPR untuk menggalang mosi tidak percaya terhadapnya, terkait pernyataannya tentang KPK dan pemberian maaf kepada koruptor.

Sejumlah anggota DPR menganggap Marzuki sering membuat pernyataan kontoversial. Menurut mereka, hal itu tidak selayaknya dilakukan oleh seorang Ketua DPR.

Menanggapi hal itu, Marzuki menegaskan, pimpinan DPR hanya bisa dievaluasi oleh partai masing-masing.

“Jadi yang bisa mengganti pimpinan DPR itu hanya partai politik. Dan di Partai Demokrat, yang menentukan itu Majelis Tinggi. Saya juga bagian dari Majelis Tinggi,” katanya menagaskan.

Menurut dia, evaluasi terhadap setiap anggota DPR memang harus dilakukan oleh partai masing-masing.

Partai Demokrat, katanya, juga memiliki mekanisme untuk mengevaluasi kadernya di DPR. Marzuki menyebut Majelis Tinggi sebagai badan yang akan mengevaluasi.

Menurut Marzuki, Majelis Tinggi memiliki sejumlah kewenangan internal, antara lain menentukan calon presiden dan wakil presiden, menentukan calon pimpinan lembaga negara, dan menentukan calon menteri.

Marzuki mengaku telah berbicara dengan sejumlah petinggi Partai Demokrat tentang pernyataannya mengenai KPK dan pemberian maaf kepada koruptor. Bahkan, dia mengaku sudah membicarakannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

“O ya, saya bicara dengan bapak (Yudhoyono-red), kata bapak kalimat saya tidak ada yang salah. Cuma kalimat itu kan dipotong saja, dipotongnya `bubarkan KPK, maafkan koruptor`, itu kan kalimat potongan. Kalau kalimatnya lengkap kan tidak begitu,” katanya.

Marzuki Alie pada Jumat malam menjadi tuan rumah buka puasa bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden yang mengenakan baju koko berada di acara itu bersama istrinya Ani Yudhoyono.

Sejumlah pejabat tinggi juga hadir, antara lain Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, para pimpinan DPR, dan sejumlah menteri.