Maruarar : Golkar Pemegang Kunci Kenaikan Harga BBM
“Kita tahu rakyat Indonesia menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, karena akan semakin memberatkan beban kehidupan rakyat,” kata Maruarar Sirait pada diskusi “Pomlemik: Berebut Berkah Subsidi” yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu (15/6).
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Satya Widya Yudha, Sekretaris Fraksi Hanura DPR RI Saleh Husin, dan pakar komunikasi politik Heri Budianto.
Menurut Maruarar, jika mencermati peta fraksi-fraksi di DPR RI, maka Fraksi Partai Golkar yang akan jadi penentu apakah usulan pengurangan subsidi BBM dalam APBN Perubahan 2013, bisa disetujui atau tidak pada pengesahan melalui rapat paripurna DPR RI, Senin (17/6).
Pada kesempatan tersebut, Maruarar juga berupaya mengingatkan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Satya W Yudha, yang juga menjadi pembicara pada diskusi tersebut, agar memiliki empati kepada masyarakat.
“Satya ini kawan saya, dan dia punya idealisme yang sama seperti kita. Kita semua tahu rakyat Indonesia menolak kenaikan harga BBM.
Partai Golkar akan jadi pemegang kuncinya. Jika Partai Golkar menolak, maka pemerintah tidak jadi menaikkan harga BBM,” katanya.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu juga menyatakan, Partai Golkar selama ini selalu menyuarakan slogan, “Suara Rakyat Suara Tuhan”, sehingga parpol tersebut hendaknya juga menyuarakan suara rakyat yang menolak kenaikan harga BBM.
Menurut dia, hasil survei menyimpulkan, sebagian besar rakyat menolak kenaikan harga BBM.
“Jika Partai Golkar malah mendukung rencana kenaikan harga BBM, maka perlu dipertanyakan, itu suara apa? Kalau sikap PDI Perjuangan jelas,” katanya.
Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi Hanura, Saleh Husein, menyatakan, dana kompensasi dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang akan diberikan kepada rakyat miskin, tidak akan berarti apa-apa.
Menurut dia, rencana pemerintah akan memberikan dana kompensasi kepada rakyat miskin dalam program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), hanya Rp150.000 selama empat bulan.
Anggota Komisi V DPR RI ini menjelaskan, dana Rp150.000/bulan, jika dirata-ratakan sama dengan Rp5.000 per hari.
“Jumlah tersebut tidak ada maknanya bagi masyarakat, sementara harga barang-barang kebutuhan pokok akan naik tinggi, jauh melampaui Rp5.000,” katanya.
Apalagi di daerah perdesaan kawasan timur Indonesia, menurut dia, hal itu tidak berarti apa-apa, karena ongkos kendaraan dari desa ke kota saja sudah lebih tinggi dari Rp5.000. INT-MB
20 Komentar
Karena selau dimanjakan dengan subsidi beginilah jadinya mental kita, ..mental pengemis…!
Ada Waktunya Masyarakat harus berkorban mendukung kebijakan pemerintah demi “penyelamatan Negara”…..!
Benar kata Ahok, bila perlu tidak ada subsidi lagi, di bidang apapun….*Biar sekalian liberalis, dibanding setengah-setengah..
@arkitanata : pemikiran yang top untuk kelangsungan bangsa ke depan, yang perlu diperhatikan adalah pengendalian harga oleh pemerintah pasca naiknya bbm. Suara menolak hanya untuk kepentingan politik saja..
Emang subsidi ini yang menjadi problematika di negara kita ketepatan sasaran tidak sesuai dengan yang disajikan , yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin malu dengan kemiskinannya (dapat tidak dapat pasrah dengan keadaan) harapan masyarakat paling bawah asalkan besok punya beras dan lauknya mau harga minyak BBM Naik , harga emas naik, itu khan kebutuhan orang-orang intlek ( Sandang) , kalau daging sapi naik, masih bisa mencari jalan alternatif tidak harus sapi, yang lainnya masih bisa.
Mau naik mau turun harga BBM sebetulnya bagi sy pribadi Gak ada bedanya karna saya sendiri setiap hari beli bensin harganya 6500
Nah ini contoh kecil, …………bukan politik, bukan hidup gaya-gayaan orang punya sepeda motor aja berani beli bensin Rp. 6.500 masak orang kaya bisa beli mobil tak berani beli bensin segitu, ini namanya orang rakussss tak tahu menahu kesusahan negara, negara disuruh pinjam terussss walaupun saya dari peceng -perot penjual jasa sekali pijat cukup untuk beli BBM 5 liter
Skrang kesempatan partai cari simpati masy untk keptingan pemilu 2014..kita hrs trima kenaikan BMM demi negara…aqua gelas aja hrganya 500 rupiah..kita masy kecil beli bensin paling 1 liter..
Kalau hidup ini hanya beli bensin 1 liter, kayaknya sih gampang. Tapi hidup kan dengan kebutuhan lainnya. Kebutuhan lainnya ini yang pasti akan terdampak oleh kenaikan tersebut. Terlalu sirik menyebut kesempatan untuk mencari simpati.
@gede baglur : sudah masuk DCS PDIP ndak Pak ? saran saya, minta Ibu Mega melalui PDIP buatkan mega proyek untuk SPBU di Bali dengan harga BBM di bawah harga pemerintah, sehingga benar benar mengayomi wong cilik, jadi tidak usah ikut harga pemerintah yang naik terus harganya. Pasti nanti semua akan milih PDIP, dijamin 1000 %
Tidak adanya subsidi bagi kami sebagai masyarakat kecil sangat kami terima asalkan KORUPSI yang terjadi di Indonesia di hukum seumur hidup tanpa adanya remisi atau pembebasan bersyarat. Jangan sampai subsidi yang sudah dikurangi memberikan peluang bagi koruptor untuk melakukan korupsi lebih gila lagi
@ Gede Gablur Berbicara masalah kebutuhan lainnya , itu kebutuhan seperti apa Sandang, pangan, papan kalau kebutuhan pangan, papan, itu lah yang ahrus diantisipasi oleh pemerintah dengan kenaikannya BBM , dulu pada waktu era soeharto itu bisa dilakukannya kenapa sekarang tidak ????? kalau kebutuhan sandang bukan level kita dibawah , apa mau membela bahwa subsidi BBM harus jatuh ketangangan orang -orang kaya /kebutuhnya sandang kalau menurut sy itu terjadi dampak dan ekses , dampaknya kita harapakan tidak terjadi tetapi ekses orang sudah kaya punya mobil , perusahan dan lain sebagainya mestinya diberi subsidi BBM !!!!!!! demikian broooooo
Saya setuju kebijakan sgl bentuk subsidi itu dikurangi, krn akn mengganggu struktur APBN. Salah satunya ya…kurangi subsidi BBM. Suka tdk suka…setuju tdk setuju…hanya itu yg hrs dilakukan olh Republik ini…selain itu subsidi ini tdk jg dirasakan olh org kaya…slama ini kan org kaya ikut kecipratan subsidi. Hanya saja, desain kompensasi kenaikan BBM dlm bentuk bantuan ke masyarakat hendaknya tepat guna & tepat sasaran. Caranya..?? Seluruh elemen masyarakat ikut berpartisipasi melakukan pengawasn. Kalo skg ada parpol ato politisinya berkoar2 tolak kenaikan BBM…ya…hanya sekadar cari popularitas menjelang Pemilu 2014. Sbg militan PDIP…saya amat sgt tdk setuju dg kebijakan moncong putih yg tolak kenaikan BBM krn hal itu sama artinya yang kaya masih ingin turut serta mencicipi subsidi negara. Kalau spt ini adanya…apa mau Republik ini bangkrut…..??? Mau tahu jawabannya….coba tanyakan pada rumput harapan yang bergoyang….haaaa….haaaaa…
Saya sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkaan BBM dan mengurangi SUBSIDI…silakan naikkan sampai 100% yg ptg BBM ada tiap hari dari pada tdk ada pasokan BBM…malah kita tambah repot….
buih coment ne luwung luwung san….ne pasti nak sugih sugih..
sing je komen anak sugih, ne madan komen berdasarkan realitas, ngancan mekelo maan subsidi, ngancan sugih ane suba sugih, iraga ngelah motor, paling banter meli bensin 2 liter a wai, ane ngelah mobil, paling sing meli 20 liter…..Uling ditu gen tolih, nyen ane maan subsidi to….
saya rakyat kecil jika BBM pun naik saya tidak masalah kokk, kenapa rakyat yang lebih kaya justru mengeluh kalau BBM naik, jangankan 6500, bahkan 20ribu perliter pun saya berani belii. jadi statement maurara sirait terlalu ingin menjatuhkan partai lain dalam hal ini partai golkarrr.
kenaikan bbm ditengah ketdk percayaan terhadap pemerintah,harga minyak perbarel $95 masih dibawah $115,subsidi apbn yg terpakai baru 12%..kalau saja dulu mr president menaikkan bbm keharga 5500 tanpa ada penurunan harga krn harga minyak turun hanya krn mencari simpati,mk masyarakat tdk akan gonjang ganjing saat ini,harga2 sdh naik duluan,kepastian yg dibikin selalu mengambang,krn ketakutan politis citra jadi buruk,dan emang udah buruk,..partai adalah alat untuk mencapai kekuasaan tapi ingat ada pola perubahan bahwa saat in partai cenderung tdk menyerap aspirasi masyarakat,,krn pergeseran pola politik yg hanya mengtasnamakan tanpa pernah menyerap aspirasi
Sebagai rakyat yg hanya mengandalkan sepeda motor untuk tranport saya setuju BBM dinaikkan, kalau perlu harganya sesuai harga pasar asal pasokannya terjamin. Hal ini penting agar subsidi utk rakyat kurang mampu bisa lebih ditingkatkan dibandingkan subsidi BBM dimakan orang2 kaya dan pengusaha penyelundup BBM. Yang punya mobil mewah dengan konsumsi BBM boros itu orang2 kaya jadi subsidi saat ini justru dinikmati orang2 kaya termasuk Bung Muarar shg dia menolak kenaikan BBM. Kalau saya sehari paling beli BBM sebotol doang.
Subsudi kebanyakan dinikmati oleh oleh orang yg ekonominya menengah keatas. Bila perlu dihapuskan saja, subsidi dialih untuk masyarakat miskin…seperti untuk menyediakan rumah dll.
mih….ape kal uyutang…do ngaku awak bisa depang anake ne ngadanin
Howdy! I simply would like to give an enormous thumbs up for the great data you’ve got right here on this post. I shall be coming again to your blog for extra soon.