Denpasar (Metrobali.com)-

Bakal Calon DPD Dr. Gede Suardana bersama anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika tampil mesra di publik. Mereka berbicara soal peran milenial pada Pemilu 2024. Apa aja?

Made Mangku Pastika tampil bersama dengan Gede Suardana dalam sebuah diskusi sosialisasi empat pilar kebangsaan dengan tema “mengawal empat konsesus bangsa demi tegaknya Pemilu serentak 2024 yang bebas politik identitas” di RAH The House of Legal Experts, Denpasar, Selasa (21/2/2023). Hadir juga Prof. Dr. Gede Yusa SH MH dan moderator Drs. Nyoman Wiratmaja, M.Si.

Dalam diskusi yang dihadiri kaum milenials itu, keduanya tampil hangat. Mereka kerap bercakap-cakap dan tersenyum lepas. Terkadang juga saling memberikan respon atas materi yang diberikan.

Pastika menjelaskan Pemilu 2024 potensi terjadi politik identitas. Untuk menangkal politik identitas, ia mengajak generasi milenial aktif berperan serta dalam politik.

Selanjutnya memilih dengan cara-cara rasional dengan mengenali jejak rekam kandidat.

“Pemilih yang baru menentukan. Jangan kita pakai emosional. Harus rasional, track record-nya bagus, omongan bisa dipercaya apa ngga, pendidikan cukup apa nggak,” ujarnya mengingatkan.

“Yang generasi dulu, memilih karena terikat dogma. Generasi milenial pilihah calon rasional, jadi yang terpilih yang rasional,” katanya.

Ia pun berpesan kepada anak-anak muda yang hadir dalam diskusi agar aktif berpartisipasi dalam politik untuk menangkal politik identitas.

“Anak muda barus bangkit, mau berpartisipasi. Jangan curiga dan apatis. Jangan ikut menjadi agen politik identitas,” katanya.

Sementara Suardana menambahkan generasi yang aktif dalam dunia digital, dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun narasi melawan politik identitas. Hadirkan narasi melawan politik yang menggunakan agama, suku, ras, kalau di Bali menggunakan soroh untuk kepentingan politik sesaat,” pesannya.

“Yang menentukan negara ke depan ini generasi milenial. Pemilu 2024 ini yang menentukan apa negara masih tetap NKRI atau tidak,” ingatnya.

Kemesraan Mangku Pastika dan Suardana dalam diskusi cukup mengejutkan. Pasalnya, selama beberapa waktu belakangan, justru beberapa tokoh senior balon DPD yang merapat sowan ke Mangku Pastika

Gede Suardana yang ketua KPU Buleleng 2013-2018 merupakan salah satu balon DPD RI. Tokoh muda asal Buleleng ini tengah mengikuti proses pencalonan di KPU Bali bersama 17 orang lainnya.

Sementara Mangku Pastika yang gubernur Bali dua periode adalah tokoh senior yang telah berpengalaman dalam politik di Bali. Ia telah memutuskan tidak melanjutkan karier politiknya di DPD RI pada pemilu 2024.

Tokoh senior dan tokoh muda ini sama-sama berasal dari Buleleng, di kecamatan yang sama, yaitu Seririt. Suardana lahir di Seririt dan Mangku Pastika asal Desa Patemon.

Ketika ditanya apakah kehadiran mereka di publik bersama-sama akan berlanjut hingga pemilu 2024, Suardana hanya tersenyum.

“Sebuah kehormatan dipercaya untuk menjadi pemateri dalam sosilisasi empat pilar bangsa yang digelar oleh Bapak Made Mangku Pastika selaku DPD RI, tokoh senior yang banyak berjasa untuk Bali dan saya kagumi seperti tokoh-tokoh senior di Bali lainnya. Waktunya untuk belajar banyak dari beliau,” ujar mantan jurnalis ini tersenyum.

Tentu saja menarik disimak langkah dari Suardana si anak panti asuhan ini yang secara mengejutkan ikut berkontestasi dalam jalur DPD RI.

Begitu juga menarik mengamati kemana Mangku Pastika akan memberikan dukungannya.

Apakah tokoh Bali masih dari kalangan senior (baby boomers) atau akan ada transisi kepemimpinan di Bali ke tokoh muda dari generasi X pada Pemilu 2024? menarik untuk dinantikan.