Karangasem ( Metrobali.com )
Kebakaran di lereng timur Gunung Agung di Kubu dan Abang mulai padam. Namun kini api berpindah ke arah barat memasuki lereng bagian selatan Gunung Agung. Senin 3/9 empat titik api muncul di atas Dusun Tanah Aron, Desa Buana Giri Bebandem. Upaya pemadaman pada hari senin itu dibagi menjadi dua regu. Pada pagi harinya pemadaman masih dilakukan di Desa Kedampal agar api benar benar padam. Pada siang harinya Pos induk dipindah dari Jaba Pura Kedampal, Datah, Abang ke Halaman Monumen Peruangan Tanah Aron, Bebandem. Sebelumnya di Kedampal pemadaman juga dilakukan malam hari hingga dilanjutkan pagi hari pukul 05.00 wita. Tim dari Brimob Polda Bali dan Kodim Karangasem menginap di pos II dekat titik api. Ini dilakukan agar upaya pemadaman pada pagi hari bisa dilakukan karena saat pagi api masih belum membesar.
Mereka dibantu tim bagungan dan relawan dari masyarakat setempat di bawah kordinator Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem.
Menurut Kadism Karangasem mayor Inf. Andriono B, misi pemadaman dilakukan sampai pukul 02.00 wita dini hari. Sementara titik api di Tanah Aron ada 4 titik. Namun lokasinya berdekatan sehingga terlihat menjadi satu titik dari kejauhan. Api membara hingga ketinggian 2.500 meter dengan jarak 7 jam perjalanan dari Tanah Aron. Sementara itu Pos Induk di tanah aron didirikan lengkap dengan dapur umum. Ini dilakukan untuk memberikan dukungan logistic kepada tim gabungan.
Sementara itu Kepala BPBD Karangasem Komang Sutirtayasa, mengakui belum bisa memprediksi luas yang terbakar di lereng selatan ini. Namun demikian dirinya mengatakan kalau oprasi SAR dipindah ke Tanah Aron. Sementara itu titik api juga terlihat dari Pos ESR (Emergency Service Respons) di Terminal Karangsokong, Subagan, Karangasem Kota. Hanya saja kebakaran kali ini jauh dari pemukiman penduduk. Selaian itu juga jauh dari Pura Pasar Agung. Bahkan Sutirtayasa memprediksi kalau api sulit merambah ke arah barat karena di barat hanya ada pilar tanpa tumbuhan. Yang dikhawatirkan api mengarah ke hutan lindung ke arah pemukiman penduduk. Untuk pemadaman pada hari ketiga ini tim sudah dilengkapi dengan APAR (alat pemadam api ringan). Ada 10 apar yang sudah disiapkan, namun alat tersebut belum di pergunakan. Sementara itu hari senin itu tim gabungan mendapat bantuan dari relawan kelompok pecinta alam dari SMA 1 Denpasar, Mapala Unud dan beberapa relawan lainya.
Selaian itu tim dari BKSD Bali yakni anggota Polhut sudah tiba sekitar pukul 08.00 wita pagi di Tanah Aron. Mereka terdiri dari 15 orang dan langsung melakukan pendakian dibawah pinpinan Komandan Regu
Endang Husnaeni. Mereka dipandu dua orang pemandu local asal Tanah Aron. Namun sayang tidak semua personil bisa mendekati titik api. Bahkan beberapa dari mereka sempat tersesat dan muter muter di lereng gunung dengan hutan yang cukup lebat tersebut. Bahkan enam orang dari porsonil Polhut tersebut termasuk dua pemandu sempat los kontek dengan tim gabungan. Parahnya lagi mereka naik tanpa pembekalan yang memadai bahkan tidak membawa air sekalipun. Mereka hanya berbekal sekop dan alat penggebrak lainya. Akhirnya tim ini disusul oleh tim SAR Karangasem dibawah kordinator Edy sekitar pukul 15.30 wita. Ini karena hingga sore sekitar 12 orang masih belum kembali dan los kontak. Mereka di jemput dengan dibawakan logistic berupa makanan dan air. Tim ini terdiri dari 8 orang dan 2 orang pemandu local. Mereka bertujuan untuk melakukan penjemputan terhadap tim yang belum kembali karena dikhawatirkan tersesat.
Sementara upaya pemadaman di Tanah Aron belum bisa dilakukan. Karena tim sendiri masih mencari titik api. Nampak Kapolsek Bebendem AKP Ketut Berata dan Koramil Babandem memantau pendirian pos induk di Tanah Aron. Selaian itu hadir juga Camat Babandem Komang Agus Sukasena. Sedangkan itu Bupati Karangasem I Wayan Geredeg sempat memberi support tim yang berada di Pos Pantau Yeh Kori sekitar 5 km ke.  arah barat dari Tanah Aron. Pos pantau ini didirikan untuk memantau titik api di lerang selatan Gunung Agung. SUS-MB