Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni saat kunjungan rombongan Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ke Kantor Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar di Jalan Mawar Denpasar, pada Selasa (19/1/2022).

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni mengapresiasi terobosan yang dilakukan Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara dalam membangun Denpasar dengan spirit kebersamaan, gotong royong dan persaudaraan “Vasudhaiva Kutumbakam”.

Salah satunya dengan rencana pembangunan patung monumen “Sita Kepandung ” yang akan dibangun di Kawasan Simpang Enam, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat dan pembiayaanya digalang dari dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau Coorporate Social Responsibility (CSR) melalui mekanisme Blockchain dan Non Fongible Token (NFT).

Skema serupa diharapkan dapat dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dalam hal perbaikan sekolah rusak baik sekolah SD maupun SMP di Ibukota Provinsi Bali ini. Sebab sejauh ini masih banyak sekolah rusak yang belum mendapatkan sentuhan anggaran perbaikan. Alasannya tentuk klasik karena keterbatasan anggaran pemerintah terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

“Ketika memang anggaran dari pemerintah terbatas kenapa tidak perbaikan sekolah bisa dirancang skemannya sama dengan pembangunan Sita Kepandung dengan spriti gotong royong mengoptimalkan bantuan CSR perusahaan. Pemkot bisa mengkomunikasikan dan mengkoordinir hal itu. Jadi harus kreatif agar tetap bisa membangun pendidikan,” kata Emiliana Sri Wahjuni, Senin (24/1/2021).

Pihaknya mengakui bisa memahami kondisi keuangan pemerintah saat ini namun membangun dunia pendidikan tidak bisa diabaikan, anggaran untuk perbaikan sekolah harus menjadi prioritas apalagi banyak sekolah rusak belum mendapatkan perhatian dan bantuan anggaran perbaikan dari Pemkot Denpasar.

Seperti halnya yang terungkap saat kunjungan rombongan Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ke Kantor Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar di Jalan Mawar Denpasar, pada Selasa (19/1/2022).

Dalam pertemuan itu Plt. Kepala Dinas Dikpora. Dr. Ir. I Gusti Ngurah Eddy Mulya, SE, M.Si., memaparkan kondisi rencana program perbaikan sekolah di Denpasar. Eddy Mulya mengungkapkan saat draf awal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Denpasar tahun 2022 dicanangkan perbaikan infrastruktur sekolah di 26 SD di Kota Denpasar dengan total kebutuhan anggaran Rp 101 miliar.

Namun dalam pembahasan RAPBD itu hingga disahkan menjadi APBD, usulan tersebut terkoreksi sehingga menjadi hanya perbaikan di 11 SD saja dengan total pagu anggaran Rp 47 miliar. Koreksi anggaran yang cukup besar dikarenakan kondisi keuangan Pemkot Denpasar di masa pandemi dimana pendapatan daerah menurun drastis dan adanya recofusing anggaran.

Daftar 11 SD yang mendapatkan program perbaikan di 2023 yakni SDN 10 Sanur, SDN 1 Sumerta, SDN 26 Pemecutan, SDN 1 Pedungan, SDN 2 Serangan, SDN 3 Pemecutan, SDN 9 Sesetan, SDN 4 Ubung, SDN 5 Ubung, SDN 8 Sumerta, dan SDN 2 Dangin Puri. Sedangkan 15 SD lainnya belum bisa dianggarkan perbaikan salah satunya SDN 12 Sesetan yang kondisinya sempat ditinjau langsung Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar.

“Kita tahu budget pemerintah terbatas karena PAD kita menurun dampak pandemic Covid-19. Kalau ada tambahan pemasukan, kalau ada perubahan rencana keuangan, kalau ada Silpa, mudah-mudahan diberikan kesempatan menambah anggaran perbaikan SD yang benar-benar membutuhkan seperti SDN 12 Sesetan di Denpasar Selatan dan pembangunan SMP baru. Tapi kalau memang anggarannya belum ada ya solusinya CSR itu seperti dalam rencana pembangunan Patung Sita Kepandung itu,” papar Emiliana Sri Wahjuni yang merupakan Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar.

Wakil rakyat yang akrab disapa Sis Emil ini menegaskan jika pembangunan patung bisa gotong royong digalang dengan CSR perusahaan kenapa tidak dengan perbaikan sekolah yang dipandang lebih urgen atau mendesak sehingga para siswa bisa mendapatkan ruang kelas dan suasana belajar yang nyaman.

“Kenapa tidak sekolah yang dicarikan CSR? Bangun patung bisa dengan CSR kenapa sekolah tidak bisa? Itu lebih urgen,” tanya Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini.

“Harapan saya Pemerintah Kota Denpasar harus lebih serius perbaiki sekolah ketimbang bangun patung. Pemkot harus mampu menggalang perusahaan untuk mengarahkan CSRnya membantu perbaikan sekolah,” sambung wakil rakyat yang dikenal konsern urusan pendidikan ini.

Ibu dari dua orang putri ini menganalogikan urgensi memperbaiki sekolah dengan membangun patung ini ibarat ibu rumah tangga yang pasti lebih memilih menyisihkan uang biaya sekolah anak ketimbang membeli TV baru.

“Kalau saya sebagai ibu rumah tangga memilih mau beli TV atau sekolahkan anak? Saya pilih sekolahkan anak. Analoginya sama antara penting mana perbaiki sekolah atau bangun patung? Ya jelas memperbaiki sekolah,” pungkas wakil rakyat yang banyak melakukan kegiatan kreatif pemberdayaan masyrakat di Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni di Jalan Kerta Dalem Mansion, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan ini. (dan)