Denpasar (Metrobali.com)-

Terkait dengan upaya pemahaman sejarah melalui kegiatan wisata budaya yang didalamnya termasuk wisata sejarah, maka diadakanlah suatu kegiatan“Lawatan Sejarah’ oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT  bertemakan “ Dengan pemahaman pulau-pulau (Pulau Komodo) kita tingkatkan rasa nasionalisme, dalam rangka pendidikan karakter dan penguatan jati diri bangsa melalui kearifan sejarah.”.  dari tanggal 15 Juli – 17 Juli 2012.

Ketua Seksi Sejarah BPSNT, Nuryahman lebih jauh mengatakan bahwa tema diatas disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang yang terancam oleh disintergrasi bangsa. ” Disamping itu wilayah Nusa Tenggara yang terdiri dari pulau-pulau itu dihubungkan pula dengan laut dan sudah sejak lama hal itu terjadi sebagai jalur perdagangan laut dan melalui proses sejarah dan peristiwa sejarah yang panjang,” paparnya.

Para peserta terdiri dari siswa-siswi SMA/MA/SMK dan guru sejarah dari Bali, NTB, NTT yang jumlahnya 50 orang. Dalam kegiatan itu mereka diajak mengunjungi Pulau Komodo di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.Kegiatan Lawatan Sejarah tahun ini dengan mengunjungi Pulau Komodo yang ada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, hal tersebut mengingatkan pada sebuah ungkapan disana ”Kalau meninggal sebelum mengunjungi Pulau Komodo, maka akan dimintai pertangggungan jawab nantinya disana” .

Pulau Komodo yang belakangan ini mulai dikenal oleh dunia dengan berhasil masuk sebagai New Seven Wonders. Pulau Komodo, yang menjadi andalan Indonesia dalam ajang New Seven Wonder of Nature punya keunggulan dibanding lokasi-lokasi lainnya. Komodo, adalah satwa langka yang dipercaya sebagai ”dinosaurus terakhir” di muka bumi. Kepala BPSNT Made Purna menambahkan, dalam memahami sejarah suatu bangsa tercakup dua pengertian didalamnya yaitu masa lampau dan rekonstruksi tentang masa lampau. “ Masa lampau hanya terdapat dalam ingatan  orang-orang (ingatan kolektif) yang pernah mengalaminya. Kenyataan ini baru bisa diketahui oleh orang lain apabila diungkapkan kembali dengan adanya komunikasi dan dokumentasi menjadi kisah atau gambaran tentang peristiwa masa lampau. Proses ini disebut rekonstruksi sejarah atau dalam ilmu sejarah disebut dengan Historiografi, ” ujarnya. Sementara dalam sesi dialog menampilkan tiga pembicara yaitu Kepala Taman Nasional Komodo, Ir Soesatyo yang diwakili oleh Kasubag, Heru Susatyo, Kornelis Arem (Budayawan Manggarai) dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Manggarai Barat, M. Nasir yang diwakili oleh Kepala Bidang Dokumentasi dan Informasi, Saini.

Bahwa dalam meningkatkan pemahaman sejarah terhadap generasi penerus dapat melalui berbagai cara yaitu dengan meningkatkan mutu pengajaran sejarah. Melalui metoda ini para pelajar atau generasi muda akan menemukan betapa peristiwa sejarah selalu berkaitan dengan peristiwa sejarah lainnya pada suatu kurun waktu tertentu yaitu antara peristiwa lokal, nasional, regional maupun global. Mereka akan menemukan pula bahwa setiap peristiwa sejarah bukanlah suatu kejadian yang hanya mempunyai satu dimensi melainkan hasil dari interaksi berbagai kekuatan atau faktor-faktor sosial politik, ekonomi, kebudayaan dan geografis yang dibangun pada zamannya.Wisata sejarah merupakan suatu kegiatan berwisata dengan memanfaatkan obyek-obyek peninggalan sejarah. Obyek dalam wisata sejarah  umumnya berupa obyek yang sumbernya buatan manusia ( Man Made Resources), jadi jenisnya lebih terbatas daripada wisata budaya. HP-MB