Gianyar (Metrobali.com) Bentara Budaya Bali kembali menggelar Langgam Keroncong Bentara #2 bertajuk “Mengalun Bersama Gesang” pada Sabtu (29/6) pukul 18.30 di Jl. Prof. IB. Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.

Di samping menyuguhkan pertunjukan musik keroncong oleh Satria Purna Yudha Junior dari Denpasar, arahan Ngurah Dewantika, akan diputar juga film dokumenter mengenai riwayat hidup dan karya-karya legendaris komposer musik keroncong Gesang.

“Pada acara ini akan dilantunkan lagu-lagu karya Gesang seperti: Bengawan Solo, Jembatan Merah, Caping Gunung, Ali-ali, Saputangan, Roda Dunia, Tembok Besar, Pandanwangi, Borobudur, Andeng-Andeng, Tirtonadi, dan sebagainya,” ujar Putu Aryastawa, salah satu penata acara di Bentara Budaya Bali.

Orkes Keroncong Satria Purna Yudha (SPY) Jr. merupakan salah satu penggiat musik keroncong di Bali, terdiri dari Herman Z. (penata musik), Trenggono (vocal), Adinda Dewi (vocal), SPY Mukri (vocal), Samir Khan (vocal), M. Neno T. (vocal), Rosmala (vocal), Louise (vocal), Guntur Aditya (Cak), Wawan (Cuk), AM. Yanto (Bass), Puja (Cello), Herman Z.(Violis), serta Joko (Flute). Kelompok ini juga senantiasa tampil dalam berbagai pertunjukan musik keroncong, baik secara langsung maupun melalui media elektronik (radio) di Bali.

Maestro Keroncong Indonesia, Gesang Martohartono, lahir di Surakarta, 1 Oktober 1917. Ia memperkenalkan musik keroncong lewat Bengawan Solo hingga ke mancanegara dan diterjemahkan ke dalam 13 bahasa (termasuk Inggris, Rusia, Tionghoa dan Jepang). Bengawan Solo merupakan salah satu lagu paling bersejarah dan legendaris, diciptakan pada tahun 1940 hingga pernah digunakan dalam salah satu film layar lebar di Jepang.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo yang pengelolaannya didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang digagas untuk Gesang di Jepang.

“Program Langgam Keroncong Bentara ini akan digelar secara berkala di Bentara Budaya Bali. Selain menghadirkan kembali karya-karya maestro keroncong kepada masyarakat luas, acara ini juga merupakan sebentuk apresiasi terhadap kesenian musik keroncong di Indonesia,” ujar Putu Aryastawa.