Mojokerto, Trowulan (Metrobali.com)-

Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana mengunjungi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), pada Senin, 8 Maret 2021. Kedatangan Ari Dwipayana disambut Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktoral Jenderal Kebudayaan Judi Wahjudin, Kepala BPCB Jatim Zakaria beserta jajaran, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur yang diwakili Kepala Bidang Cagar Budaya, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto dan Camat Trowulan.

Perkenalkan Budaya Melalui Media-Media Baru

Dalam kesempatan pertama, Ari menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada BPCB Jawa Timur dan jajaran, yang dalam situasi pandemi tetap bekerja melakukan eskavasi berbagai situs baru dan menyelesaikan eskavasi-eskavasi yang belum sepenuhnya tuntas. Ari berpesan agar apa yang menjadi temuan tersebut, terus disampaikan disebarluaskan, agar masyarakat semakin memahami dan mencintai warisan sejarah bangsa melalui penemuan-penemuan bersejarah yang mencerminkan keunggulan bangsa di masa lalu.

Pengenalan berbagai temuan sejarah, seperti situs, hendaknya mulai mengoptimalkan pemanfaatan media-media baru, yang sesuai dengan minat generasi saat ini, yang lebih tertarik kepada media audia visual. Ari mencontohkan dan mengapresiasi upaya yang dilakukan Arkeovlog , sebagai salah satu cara yang sangat menarik untuk memperkenalkan situs dan penemuan-penemuan budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Infrastruktur Untuk Membangkitkan Potensi Daerah

Ari kemudian menyampaikan tujuan Presiden Jokowi melakukan percepatan pembangunan infrastruktur diberbagai daerah, termasuk pembangunan jalan tol mulai Jalan tol Trans Jawa, Trans Kalimantan, Trans Sumatera sampai rencana tol Gilimanuk-Denpasar Bali dan berbagai infrastruktur penting lainnya. Apa yang dilakukan pemerintah, diera kepemimpinan Presiden Jokowi, hendaknya tidak dipandang sebagai percepatan konektivitas, tetapi lebih jauh dari itu, merupakan upaya serius pemerintah untuk menumbuhkan sentra-sentra perekonomian baru disepanjang infrastruktur yang dibangun. Disamping itu, infrastruktur tersebut, juga diharapkan akan menghubungkan klaster-klaster ekonomi yang sebelumnya sudah ada.

Keberadaan jalan, termasuk jalan tol akan memberi peluang setiap daerah yang dilalui jalan tol mengangkat potensi ekonominya. Terbukanya akses ini, harus segera dimanfaatkan pemerintah daerah untuk mengembangkan peluang sentra ekonomi baru, seperti misalnya memperkenalkan desa-desa wisata dan membangkitkan ekonomi kreatif. Dengan demikian, infrastruktur akan memberikan dampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi Perjalanan Budaya
Kunjungan ke-BPCB Jatim merupakan kunjungan kedua Ari ke-BPCB, setelah sebelumnya mengunjungi BPCB Bali. Ari menjelaskan tujuan kunjungannya adalah untuk melihat bagaimana kehadiran situs sejarah dapat memberikan edukasi nilai-nilai masa lalu yang relevan dengan kondisi hari ini. Sekaligus menemukan cara, bagaimana nilai-nilai luhur tersebut dapat ditularkan, dipindahkan menjadi pengetahuan, bahan pembelajaran bagi generasi mud. Sebut saja misalnya, dari situs besar seperti Prambanan dan Borobudur, ada banyak nilai yang bisa diteladani seperti toleransi, keharmonisan, warisan nilai masa lalu yang tetap relevan sampai hari ini.

Situs-situs yang dikelola dengan baik, yang dilengkapi konten kuat dan akurat sangat penting, tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan, tetapi mewariskan DNA bangsa kita di masa lalu kepada masyarakat Indonesia, juga dunia. Karena itu, upaya pengenalan melalui penyelenggaraan event yang dilakukan secara rutin dengan terus meningkatkan kualitas acara dan konten akan memberikan dampak kepada masyarakat yang ada disekitar situs bersejarah tersebut. Penyelenggaraan event, juga sebaiknya disertai pengembangan usaha-usaha kreatif, seperti produk-produk kreatif, souvenir yang memanfaatkan ke-khasan situs.

Selanjutnya, jika suatu kawasan telah memiliki perangkat yang lengkap dan tertata dengan baik, masyarakat dapat menawarkan jenis wisata pilgrim atau ziarah dengan pasar yang sangat spesifik dan masih terbuka sangat luas.

Tata Kelola Kunci Keberhasilan Penanganan

Penanganan pengembangan wisata situs bersejarah memerlukan tata kelola yang spesifik dibandingkan destinasi lain. Meskipun bertujuan menarik minat wisatawan sebanyak-banyaknya, tata kelola situs bersejarah tidak boleh memberikan efek buruk pada situs, seperti timbulnya kerusakan, atau aksi vandalisme lainnya. Harus ditemukan cara untuk menarik wisatawan yang datang karena keingintahuan dan respek. Karena penghargaan atas kebesaran nilai yang ada dalam situs tersebut.

Disisi lain, perlu dipikirkan cara, insentif bagi masyarakat yang ikut terlibat langsung dalam pengelolaan situs, sehingga tumbuh rasa memiliki untuk ikut menjaga dan memelihara situs tersebut bersama-sama. Ari, mencontohkan, Bali sebagai salah satu daerah yang telah menerapkan metode tersebut, dengan menggandengkan satu destinasi dengan kegiatan pariwisata. Jika masyarakat mendapatkan keuntungan atas keberadaan satu destinasi, dengan sendirinya mereka akan mau terlibat, dan sama-sama memelihara.

Strategi besar pengelolaan situas bersejarah perlu dipikirkan dan dirumuskan dengan terlebih dahulu menyelesaikan berbagai persoalan yang menghambat proses tersebut. Salah satunya dengan menyelesaikan berbagai persoalan antar sektor yang terlibat dan dicarikan titik temu, sehingga pengelolaan berbagai situs dan peninggalan bersejarah dapat dilakukan secara optimal.***

Editor : Nyoman Sutiawan