Berne, (Metrobali.com) –

Dua kemenangan dari 10 pertandingan dapat saja cukup untuk mencapai Piala Eropa 2016 menyusul keputusan UEFA untuk memperbesar jumlah peserta menjadi 24 tim, sambil mempertahankan format yang sama bagi kompetisi kualifikasi.

Hampir separuh dari 54 tim anggota UEFA akan ambil bagian pada putaran final di Prancis, melalui kompetisi kualifikasi, yang akan dimulai pada Minggu di tengah problematika mengenai kualitas, yang akan lebih menjadi pertanyaan siapa yang tidak lolos ketimbang siapa yang lolos.

Piala Dunia, dengan sepak bola menyerang dan drama tanpa akhir dilangsungkan pada saat yang tepat untuk mendongkrak animo sepak bola internasional, terkadang terlihat sebagai hubungan yang buruk terhadap Liga Champions dan liga-liga domestik papan atas.

Namun jika Brazil mewakili langkah maju terhadap permainan internasional, maka kualifikasi Piala Eropa 2016 dapat menjadi dua langkah mundur dengan fokus terbesar adalah siapa yang akan menduduki peringkat kedua dan ketiga pada grup-grup yang berisi lima atau enam tim.

Tim-tim papan atas seperti Jerman, Belanda, Italia, dan Spanyol, yang lolos dengan mudah ke Piala Dunia ketika hanya ada 13 tiket untuk tim-tim Eropa, semestinya dapat melanggeng mulus bahkan tanpa perlu berkeringat.

Akan terdapat delapan grup yang berisi enam tim dan satu grup dengan lima tim, di mana dua tim teratas dari masing-masing grup lolos langsung bersama tim-tim peringkat ketiga terbaik dan tuan rumah Prancis.

Delapan tim peringkat ketiga tersisa akan terlibat dalam dua pertandingan playoff untuk empat tempat tersisa.

Itu berarti tim-tim dapat lolos ke Prancis dengan hanya memenangi dua pertandingan, atau meski kalah pada lima pertandingan.

Dari tim-tim yang finis di peringkat ketiga pada grup kualifikasi Piala Dunia 2014, Finlandia memiliki rekor dua kemenangan, tiga kali imbang, dan tiga kekalahan, sedangkan Slovenia memenangi lima pertandingan dan kalah lima kali dari sepuluh pertandingan mereka, dan Slovakia mencatatkan tiga kemenangan, empat kali imbang, dan tiga kali kalah.

Itu akan membawa mereka ke playoff di bawah format Piala Eropa 2016, di mana dua hasil imbang dapat saja cukup untuk membawa mereka ke Prancis jika mereka unggul gol-gol tandang atau melalui adu penalti.

Harapan-harapan 26 tim Format baru setidaknya akan memberi harapan-harapan terhadap 26 tim yang belum pernah lolos ke putaran final sebelumnya yakni Albania, Andorra, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Bosnia, Siprus, Estonia, Kepulauan Faroe, Finlandia, Georgia, Gibraltar, Islandia, Israel, Kazakhstan, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Macedonia, Malta, Montenegro, Irlandia Utara, San Marino, Slovakia, dan Wales.

Penampilan tim-tim Eropa pada dua Piala Dunia terakhir mengindikasikan bahwa, meski benua itu memiliki tiga atau empat tim yang sangat kuat, mereka memiliki kekurangan dalam kedalaman. Pada kedua ajang itu, tujuh dari 13 negara Eropa gagal melewati fase grup.

Sebagai perbandingan, kelima perwakilan Amerika Selatan melaju di Piala Dunia 2010 dan lima dari enam negara Amerika Selatan melewati fase grup pada 2014.

Juara dunia Jerman memulai kampanye mereka pada Minggu dengan pertandingan yang tidak terlalu sulit dengan menjamu Skotlandia, sedangkan Portugal mengawalinya dengan pertandingan ringan melawan Albania, peluang bagus untuk melupakan kesedihan mereka di Piala Dunia.

Spanyol, yang bertekad untuk bangkit dari mimpi buruk di Brazil, juga akan bersyukur hanya perlu menghadapi Macedonia pada Senin di grup yang juga dihuni Ukraina, Slovakia, Belarus, dan Luxemburg.

Sementara itu, Gibraltas akan memainkan pertandingan internasional kompetitif pertamanya saat mereka menjamu Polandia, di Faro, Portugal pada Minggu.

Mengenai konteks siapa yang akan mengamankan peringkat-peringkat kedua dan ketiga, pertandingan Austria menjamu Swedia akan menarik perhatian, serta Denmark-Armenia, Georgia-Irlandia, Hungaria-Irlandia Utara, Montenegro-Moldova, Ukraina-Slovakia, dan Estonia-Slovenia.

Bahkan presiden UEFA Michel Platini, yang berjanji untuk membuat sepak bola tim nasional sebagai prioritasnya ketika kembali terpilih pada 2011, mengakui bahwa format itu kurang memiliki “daya percik.” “Saya pikir kami memiliki 24 tim bagus di Eropa, kurang atau lebih dengan kaliber yang sama, maka kualitas (putaran final) tidak akan terdampak,” ucapnya. “Satu-satunya kesulitan kecil akan terjadi pada kualifikasi, karena akan terdapat sejumlah pertandingan kurang menarik di level itu ketika asosiasi-asosiasi nasional menginginkan sistem yang sama.” “Kami akan memiliki dua atau tiga tim yang lolos dari grup berisi enam (tim), maka pertandingan-pertandingan akan menjadi kurang menentukan, namun turnamen itu sendiri akan tetap menarik.”

(Ant) –