Denpasar (Metrobali.com)-
Walau pelaksanaan KTT APEC masih terbilang jauh, namun persiapan untuk menggelar acara tersebut terus dikebut dan dipersiapkan dengan matang. Salah satu persiapan untuk menghadapi KTT APEC tersebut adalah penyediaan guide untuk tamu-tamu penting juga kepada wisatawan saat penyelenggaraan acara tersebut. Dari insan pariwisata sendiri mengatakan bahwa Bali sendiri saat ini minim atau kekurangan tenaga guide berbahasa Jerman atau negara-negara Eropa.
Komisi II DPRD Bali mengharapkan kekurangan tenaga guide tersebut harus pula mendapat perhatian baik dari insan pariwisata atau penyelenggara dari KTT tersebut. “Kebutuhan guide itu harus segera dihitung dan jangan sampai hanya karena kekurangan tenaga guide citra Bali menjadi rusak,” jelas Nyoman Laka, Selasa (11/9) di Denpasar.
Dikatakannya pula bahwa kualitas guide untuk penyelenggaraan acara internasional perlu juga mendapat perhatian, mengingat pencitraan Bali sebagai upaya promosi pariwisata perlu ditingkatkan.
Di sisi lain, praktisi dunia pendidikan juga sebaiknya ikut memikirkan kekurangan tersebut. “Sekolah-sekolah pariwisata pasti ada yang menghasilkan guide-guide yang berkualitas, tinggal memanfaatkan,” terang Nyoman Laka lagi. Toh juga kalau kekurangan, menurut Laka, penyelenggara bisa meminta pusat untuk memenuhi kekurangan tersebut.
Selain transportasi yang lancar menjadi perhatian, kebersihan hotel-hotel yang ada di sekitar wilayah penyelenggaran KTT APEC juga harus bersih. “Namun secara umum Bali juga harus bersih, tidak ada sampah dan tidak ada macet. Ini saatnya kita berbenah, bukan saja untuk penyelenggaraan even internasional tapi untuk kepentingan masyarakat Bali sendiri,” tutup Laka.
Anggota Komisi IV DPRD Bali, Ketut Mandia justru mengatakan hal yang berbeda. Tenaga guide untuk acara even internasional di Bali 2013 mendatang sebaiknya diserap sepenuhnya oleh tenaga lokal Bali. “Sertifikasi guide harus segera dilaksanakan, ini penting bagaimana guide menjelaskan budaya dan adat Bali dengan benar,” terang Ketut Mandia.
Pentingnya penampilan guide dan kemampuannya menerangkan Bali secara benar juga sangat penting, sehingga sertifikasi bagi guide sangat dibutuhkan. Dalam perhelatan internasional, tahun 2013 mau tidak mau Bali harus siap,
“Kalau kurang datangkan pelatih atau kursus agar kekurangan tersebut bisa terpenuhi,” Harap Mandia lagi. Disamping itu, Mandia berharap agar masyarakat Bali ikut berpartisipasi misalnya dengan sebagai guide yang benar. “Kita jangan jadi penonton di rumah sendiri, ini peluang yang kita bisa raih untuk pemenuhan lapangan kerja,” pungkas Mandia. BOB-MB