Foto: Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika mengunjungi salah satu UMKM binaan KPRK di Pabrik CV Boreh Bali Indonesia UMKM Nenek Moyang 69 yang berlokasi di Jalan Teratai, Gang Anggrek III Nomor 2, Celuk, Gianyar, pada Minggu, 18 Februari 2024.

Gianyar (Metrobali.com)-

Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu terus menguatkan jejaring sinergi dan kolaborasi untuk membawa UMKM binaannya naik kelas. Kali ini dukungan terus datang dari Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika.

Setelah sebelumnya menggelar reses di Kantor KPRK Jalan Tukad Batanghari Denpasar, kali ini Mangku Pastika mengunjungi salah satu UMKM binaan KPRK di Pabrik CV Boreh Bali Indonesia UMKM Nenek Moyang 69 yang berlokasi di Jalan Teratai, Gang Anggrek III Nomor 2, Celuk, Gianyar, pada Minggu, 18 Februari 2024. Ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Mangku Pastika sebelumnya ke Gedung KPRK.

Dalam kunjungannya ke Pabrik Nenek Moyang 69 tersebut, Mangku Pastika disambut langsung oleh founder sekaligus owner dari UMKM Nenek Moyang 69, Ketut Dian Sugiantari S.H., beserta para stafnya. Mangku Pastika kemudian diajak berkeliling pabrik untuk melihat langsung bagaimana proses pengerjaan produk-produk herbal Nenek Moyang 69, mulai dari pengolahan bahan baku sampai pengemasan.

Seperti diketahui, Nenek Moyang 69 merupakan UMKM binaan Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu dimana Ketua KPRK Dr. Gung Tini Gorda dan Manager KPRK Gung Rai Tirtawati bersama pengurus berkomitmen penuh membantu memberdayakan UMKM agar bisa naik kelas.

Ditemui seusai berkeliling pabrik UMKM Nenek Moyang 69, Mangku Pastika mengatakan, kunjungannya kali ini benar-benar membuka wawasannya lebih lebar bahwa trend dunia saat ini adalah Back to Nature. Berangkat dari trend ini bisa disimpulkan bahwa orang-orang saat ini ingin hidupnya lebih sehat dan lebih alamiah. Seiring berjalannya waktu, perawatan tubuh yang menggunakan produk-produk berbahan kimia akan semakin ditinggalkan dan beralih ke produk-produk herbal.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode tersebut, filosofi tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan produk-produk herbal di Nenek Moyang 69, yaitu memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, khususnya di Bali. “Kita apresiasi UMKM Nenek Moyang 69 ini juga telah memulai dari hulu ke hilir, atau mulai dari memanfaatkan lahan, tanaman herbal dan kemudian memberdayakan para petani, selain juga memanfaatkan teknologi,” katanya.

Mangku Pastika juga mengapresiasi Nenek Moyang 69 karena sudah mengikuti kaedah-kaedah kesehatan dan sudah mendapatkan lisensi dari BPOM dan sertifikat halal. Diharapkan produk-produk herbal Nenek Moyang 69 bisa diterima oleh semua kalangan, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara.

Selaku anggota DPD RI, Mangku Pastika, mengaku siap membantu membangun jaringan, mulai dari kalangan petani. Apalagi di Bali saat ini banyak ditemukan lahan-lahan tidak produktif, sehingga dengan dibangunnya sinergi dan kolaborasi ini maka lahan-lahan tersebut akan kembali produktif dan tentunya memberikan dampak positif kepada para petani.

“Kedepan kebutuhan produk-produk wellness akan semakin meningkat, begitu juga dengan kebutuhan bahan-bahan baku rempah-rempah,” pungkasnya.

Sementara itu, founder dan sekaligus owner UMKM herbal rempah-rempah Nenek Moyang 69, Ketut Dian Sugiantari S.H., mengaku sangat bersyukur bisa dikunjungi oleh Anggota DPD RI, Doktor Made Mangku Pastika. “Kami ingin mengembangkan usaha erbal rempah-rempah Nenek Moyang 69 untuk membantu para petani rempah-rempah,” ujarnya.

Apalagi Indonesia memang terkenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam yang tentunya bisa dimanfaatkan untuk bisa menjadi produk-produk unggul. Diharapkan kedepan dengan kunjungan Anggota DPD RI Made Mangku Pastika kali ini, UMKM herbal rempah-rempah Nenek Moyang 69 semakin maju dan bisa membuka lapangan pekerjaan semakin luas lagi.

 

Terkait dengan kebutuhan bahan baku untuk memproduksi produk-produk herbal Nenek Moyang 69, Dian Sugiantari, mengatakan, dalam pengolahannya, bahan-bahan yang dibutuhkan adalah kunyit, kencur, kemiri, daun salam, seledri, kacang hijau, daun kelor, daun lili gundi dan rempah-rempah lainnya.

Dengan banyaknya rempah-rempah yang dibutuhkan, diharapkan bisa semakin banyak menyerap hasil pertanian di Bali. Diakuinya bahwa memang ada beberapa rempah-rempah yang sulit didapatkan dalam jumlah besar di Bali sehingga harus mencarinya sampai ke luar Bali.

Sementara untuk pemasarannya, Dian Sugiantari, mengatakan sudah di seluruh Indonesia dan bahkan sudah memiliki agen, reseller serta distributor. Sementara untuk eskpor, UMKM Nenek Moyang 69 sudah mulai menyuplai ke SPA-SPA yang ada di luar negeri seperti Australia, dan Taiwan.

Saat ditanya alasan menggunakan brand Nenek Moyang, Dian Sugiantari mengatakan agar gampang diingat. “Selain itu Boreh juga berasal dari leluhur atau warisan nenek moyang Indonesia, sehingga brand Nenek Moyang sangat cocok dengan produk-produk herbal,” ungkapnya.

Sementara terkait dengan peran Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) dalam membina dan mensejahterakan UMKM-UMKM di Bali, termasuk Nenek Moyang 69, Mangku Pastika mengatakan, dalam kunjungan kali ini sudah bisa dibuktikan bahwa peran KPRK memang mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan. Dengan demikian kaum perempuan betul-betul memiliki peran yang sangat strategis dalam mensejahterakan keluarga.

Jadi menurut mantan Kapolda Bali itu, KPRK berperan penting sebagai hub atau penghubung UMKM-UMKM untuk mendapatkan pasar. Diharapkan dari peran KPRK, bisa semakin mengembangkan industri-industri lainnya. Sekali lagi Mangku Pastika sangat mengapresiasi peran penting KPRK.

Lebih lanjut Mangku Pastika mengatakan, yang diharapkan saat ini adalah bagaimana pemerintah membantu mengayomi, melindungi dan memberikan peluang yang lebih besar kepada para pelaku UMKM, seperti menggelar pameran, dan lain sebagainya. Ini sekaligus akan memberikan space kepada para pelaku UMKM untuk menunjukkan hasil karya mereka kepada pasar.

Mangku Pastika menegaskan bahwa Indonesia sangat unggul dalam jalur rempah. Semua pulau di Indonesia, termasuk Bali, memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri wellness. Jadi membangun kembali jalur rempah dunia, dengan pusatnya di Indonesia, khususnya di Bali, sangat terbuka lebar.

Di sisi lain, Founder & Owner UMKM Nenek Moyang 69 Dian Sugiantari, sangat mengapresiasi peran Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK), khususnya di dalam pengembangan usaha produk herbal Nenek Moyang 69. Dia juga memuji apa yang telah dilakukan oleh Ketua KPRK PangPadePayu Doktor Gung Tini Gorda, yang benar-benar mensupport para pelaku UMKM seperti dirinya untuk pengembangan produk-produk herbal. Jadi peran KPRK benar-benar memberikan motivasi kepada para pelaku UMKM untuk berkembang lebih luas lagi, khususnya bagi Nenek Moyang 69 sehingga menjadi brand yang dikenal oleh masyarakat luas.

 

Dian Sugiantari, juga angkat topi atas komitmen KPRK yang tidak hanya membina, tetapi juga ikut membangun jaringan untuk para pelaku UMKM. Artinya anggota KPRK juga ikut membeli dan mempromosikan produk-produk UMKM.

Jadi secara tidak langsung dengan konsep seperti itu, para pelaku UMKM, khususnya Nenek Moyang 69, bisa lebih berkembang lagi. Inilah bentuk nyata manfaat dari sinergi Pang Pade Payu, yang menurut Dian Sugiantari sangat luar biasa karena para pelaku UMKM bisa saling support satu sama lain.

 

Manajer Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) PangPadePayu Gung Rai Tirtawati mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh Anggota DPD RI Dapil Bali, Dr. Made Mangku Pastika, ke Pabrik CV Boreh Bali Indonesia UMKM Nenek Moyang 69, di Celuk-Gianyar. Gung Rai Tirtawati berharap kedepan dari kunjungannya tersebut, Mangku Pastika bisa mensuport UMKM Nenek Moyang 69 dan tentunya berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Gung Rai Tirtawati berharap kepada UMKM-UMKM lainnya, khususnya dibawah binaan KPRK, bisa terus berkembang dan maju sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.

Diharapkan kedepan KPRK semakin solid dan anggotanya saling support sehingga bisa maju dan berkembang bersama-sama membawa UMKM naik kelas. (wid)