Mangupura (Metrobali.com)-

Untuk Mencapai salah satu target MDGs yaitu menurunnya Prevalensi HIV pada Usia 15-24 Tahun sebesar 50 % pada tahun 2015 maka untuk mencapai target tersebut diperlukan penanggulangan HIV/Aids secara Komprehensif yang dilaksanakan dengan upaya akselerasi dalam bentuk kerjasama yang melibatkan populasi kunci ( pengguna narkoba suntik, wanita pekerja seks, gay dan waria ) dan masyarakat. Demikian sambutan Wakil Bupati Badung selaku Ketua Harian KPA Kabupaten Badung yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Badung Drs. I Ketut Widia Astika, MM saat memberikan sosialisasi HIV/Aids kepada siswa siswi SMA/SMK se-Kabupaten Badung, di SMAN 1 Kuta Senin (24/9) kemarin. Sosialisasi dihadiri pula Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta Drs. Nyoman Yasa, KPAD Kab. Badung Dr. Elly Swandewi M.

Lebih lanjut disampaikan, kasus HIV/Aids sebetulnya sangat banyak, namun karena orang dengan HIV positif pada fase awalnya tidak menunjukkan gejala-gejala Aids, bahkan sering tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit HIV, oleh karenanya fenomena ini sering disebut fenomena gunung es. untuk itu saya berharap semua pihak secara terus menerus melaksanakan Akselerasi program penanggulangan Aids dan terus melakukan terobosan-terobosan baru melalui program-program yang lebih inovatif untuk menekan epidemi penyebaran penyakit ini. hal ini saya tekankan mengingat Bali dan khususnya Kabupaten Badung sebagai daerah tujuan wisata Internasional dengan tingkat heterogenitas masyarakat yang sangat tinggi akan menjadi faktor yang turut mendorong kerawanan dalam kasus HIV/Aids.

Berdasarkan data epidemi HIV/Aids, Kabupaten Badung menduduki urutan ketiga dalam jumlah kasus HIV/Aids setelah Buleleng dan Denpasar. Hingga juni 2012 sudah tercatat 823 kasus HIV/Aids dengan perincian HIV sebanyak 420 orang, Aids sebanyak 403 orang. sedangkan meninggal dunia tercatat 70 orang, secara absolut angka tersebut bisa dikatakan  kecil,  tetapi peningkatan dan dampak negatif yang ditimbulkan sangat luas dan cukup mengkhawatirkan karena dalam fenomena gunung es ini didapatkan bahwa pada kasus HIV/Aids jika ditemukan satu kasus maka diperkirakan masih ada 10 sampai 100 orang bahkan lebih yang sudah terinveksi HIV namun belum terdeteksi, sehingga menuntut perhatian dan kepedulian kita semua. menurut kelompok umur yang terinfeksi HIV tertinggi pada usia 20-29 tahun yaitu 335 orang, usia yang sangat produktif dalam pembangunan bangsa ini.

Melalui kegiatan penyuluhan HIV dan Aids ini kita berharap bahwa ditengah berbagai masalah kesehatan  ada secercah harapan dan semangat kepada masyarakat khususnya anak remaja kita untuk melawan HIV dan Aids, membangun kesadaran sosial serta mampu memobilisir semua potensi dengan melibatkan jajaran Pemerintah Kabupaten Badung dengan pihak swasta, di masyarakat untuk menyatukan visi dan gerak menahan laju penularan ataupun penyebaran virus  ini. Agar mampu keluar dari berbagai masalah kesehatan tersebut, saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk tetap berkomitmen pada diri sendiri dengan menciptakan pola prilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari hal-hal yang rentan terhadap penularan HIV/Aids. dengan Keyakinan, Keteguhan Iman, pengen-dalian diri dan tak henti-hentinya memohon tuntunan dan perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, kita akan mampu menjalani kehidupan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya.

Ketua Panitia I Nyoman Suardana melaporkan bahwa kegiatan ini terselenggara bersumber dari dana CSR Pertamina melalui PT IQ Plus Candra Negara yang berkedudukan di Semarang, dengan peserta sejumlah 200 Orang Siswa siswi SMA/SMK yang ada di wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan, dan dilaksanakan selama 2 (dua) hari tanggal 24 s/d 25 September 2012.

Kegiatan penyuluhan HIV/Aids sangat penting dan perlu terus dilakukan terutama di sekolah seperti sekarang ini, karena menyentuh langsung siswa di sekolah.Masa remaja perlu diberikan pengertian, Pengetahuan tentang HIV/Aids karena masa remaja adalah masa mudah bergaul dan mudah dipengaruhi oleh hal –hal baru yang kemungkinan besar bisa merugikan dan membahayakan dirinya. Namun sebaliknya saya berharap setelah mendapat penyuluhan HIV/Aids ini para siswa bisa menjadi pionir, duta yang bisa memberikan informasiyang sama seperti yang didapat pada saat penyuluhan ini baik pada teman di sekolah, tetangga dan masyarakat tempat tinggalnya, sehingga penyebaran penularan penyakit HIV/Aids bisa di tekan sekecil mungkin ke depannya. SUT-MB