Denpasar  (Metrobali.com)-

Selasa 25 Juni 2013 kekerasan terhadap kaum tani kembali terjadi di Cianjur, Jawa Barat. Setidaknya 5 orang tertembak dan 1 diantaranya kritis karena tertembak di bagian dada oleh aparat keamanan. kekejian terhadap kaum tani terjadi saat masyarakat 3 kecamatan menolak kehadiran perusahaan tambang pasir besi PT Mega Top Inti Selaras.

Menurut informasi yang dihimpun anggota KPA, Paguyuban Petani Cianjur (PPC), Warga dari Kecamatan Sindangbarang, Cidaun dan Argabinta, Cianjur Selatan menolak keberadaan perusahaan tersebut karena dirasa merusak lingkungan. Eksploitasi  besi pada kenyataannya membuat pantai selatan cianjur sepanjang 70 km mengalami abrasi. Abrasi dirasakan membahayakan masyarakat Cianjur karena merusak fungsi sosial ekologis pesisir.

Humas KPA Bali Ngurah Karyadi mengatakan, dengan berbagai tindak kekerasan yang dilakukan terhadap para petani maka KPA Bali menyampaikan beberapa sikap. Konsorsium Pembaruan Agraria menyatakan:
1. Mengutuk keras tindakan kekerasan aparat keamanan berupa penembakan terhadap warga Kecamatan Sindangbarang, Cidaun dan Agrabinta yang berjuang mempertahankan sumber kekayaan alam dan kelestarian lingkungan hidup.
2. Tolak keberadaan perusahaan tambang pasir besi di sepanjang pantai selatan jawa karena membahayakan ruang hidup rakyat dan merusak fungsi sosial ekologis lingkungan pesisir serta mendorong bencana abrasi
3. Mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria secara menyeluruh dan fundamental melalui pelaksanaan reforma agraria sebagai satu-satunya jalan terwujudnya keadilan sosial atas sumber kekayaan alam.
4. Mengajak seluruh elemen kaum tani, buruh, nelayan, mahasiswa serta elemen progresif lainnya untuk menguatkan barisan demi mendorong adanya pelaksanaan reforma agraria sebagai satu-satunya jalan menuju kemerdekaan sejati. RED-MB