Kuta (Metrobali.com)-

Masalah HIV dan AIDS bukan masalah kesehatan semata melainkan telah menjadi masalah sosial yang sangat kompleks dan upaya pencegahan serta penanggulangannya memerlukan berbagai pendekatan secara langsung kepada masyarakat. Untuk itu Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Badung selalu gencar melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat se-Badung salah satunya dilakukan di Balai Banjar Dinas Kangin Desa Pecatu Kec.Kuta Selatan. Sosialisasi ini dipimpin langsung Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta selaku Ketua Pelaksana KPA Badung bersama jajaran KPA Badung, Kepala RSUD dr. Agus Bintang Suryadi, Bendesa Adat Pecatu dan para tokoh masyarakat serta masyarakat Desa Pecatu.

Pada sosialisasi ini, Wabup Sudikerta menjelaskan di Kabupaten Badung ditemukan 1259 kasus dimana Badung merupakan kabupaten urutan ke tiga dengan kasus HIV dan AIDS di Bali, di Badung tercatat terjadi penambahan kasus rata-rata sekitar 8 hingga 10 orang per bulannya yang tersebar se-Kecamatan dan dari banyaknya kasus tidak terlepas dari kurangnya informasi dan pemahaman tentang HIV/AIDS.

Untuk itu melalui sosialisasi seperti ini Wabup Sudikerta berpesan kepada masyarakat untuk bisa meresapi dan memahami dan lanjut mensosialisasikannya kepada teman, saudara dan kerabat terdekat tentang bagaimana penularan virus ini dan bagaimana cara mencegahnya. Diketahui virus HIV di Bali sebanyak 70% penularannya melalui hubungan seks yang berisiko disamping juga penularan melalui asi, penggunaan jarum suntik tidak steril dan tranfusi darah, terkait pencegahannya ada lima prinsip yaitu Abstinent (puasa seks), Be faithfull (setia kepada pasangan), Condom (selalu memakai kondom), Don’t use sharing needle (tidak memakai jarum suntik bergantian) dan Education (pendidikan).

Lebih lanjut Wabup mengatakan, di masyarakat seringkali terjadi diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV Aids) padahal dengan penyakitnya sendiri saja odha sudah mengalami depresi yang berat, harus dipahami bahwa HIV tidak akan menular melalui bersalaman, bertatap muka, berpelukan atau bahkan berciuman. Sehingga diharapkan melalui sosialisasi seperti ini persepsi masyarakat terhadap odha bisa dirubah 180 derajat, yaitu dengan memberikan suport kepada mereka, memberikan perlakuan sama dimasyarakat sehingga mereka bisa memaknai hidup mereka dengan lebih baik tanpa harus merasa didiskriminasi dan dikucilkan,”proporsional lebih dominan terhadap ODHA dibandingkan terhadap pencegahan virusnya tidak akan menyelesaikan masalah, yang harus dijauhi itu adalah virusnya bukan orangnya” tegas Wabup Sudikerta.GAB-MB