Jakarta (Metrobali.com)-

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 24 orang meninggal sebagai dampak dari gempa berkekuatan 6,2 skala richer (SR) yang terjadi di wilayah Aceh pada Selasa (2/7).

“Sampai dengan saat ini total korban yang dilaporkan 24 orang meninggal, dua orang hilang, dan 249 luka-luka. Data ini sementara, bisa saja berubah,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu (3/7).

Menurut dia, 14 dari korban meninggal akibat gempa yang terjadi pukul 14.37 WIB tersebut berasal dari Kabupaten Benermeriah, sedangkan 10 orang meninggal lainnya dari Kabupaten Aceh Tengah.

Ia mengatakan berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBA) Benermeriah, BPBA Aceh, dan BPBA Aceh Tengah korban meninggal rata-rata bukan disebabkan karena gempa secara langsung, tetapi akibat tertimpa reruntuhan rumah.

Meski demikian, ia belum mendapat laporan secara detail penyebab meninggalnya 24 orang tersebut, dan di mana lokasi pasti kejadian. “Saya belum dapat detailnya, apa penyebabnya, di mana”.

Sedangkan korban luka-luka, menurut dia, semuanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas serta sebagian menjalani rawat jalan.

Berdasarkan data yang terkumpul dari BPBA, ia menyebutkan korban luka di Benermeriah sebanyak 43 orang dirawat Muyan Kute, 50 orang di Puskesmas Pante Raya, 16 orang di Puskesmas Lampaha, dua orang dinyatakan masih hilang.

Sedangkan 75 bangunan dan rumah yang rusak, termasuk infrastruktur jalan rusak dan tertimbun tanah longsor masih dalam pendataan.

Sementara di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 140 orang mengalami luka-luka. Kerusakan terjadi pada 300 bangunan dan rumah, serta beberapa akses jalan tertutup tanah longsor.

“Guna menangani beberapa ruas jalan yang tertutup longsor dua buldozer sudah dikerahkan saat ini,” ujar Sutopo. INT-MB