Jakarta (ANTARA) – Sembilan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Korupsi (KOMPAK) mencukur rambutnya hingga botak di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) demi menunaikan nazar terhadap tindakan kepada Nazaruddin.

“Ini nazarnya Fadjroel Rachman kalau Nazaruddin pulang, diberhentikan dari Partai Demokrat, ditangkap dan dibawa pulang, serta dipecat dari DPR,” kata Effendi Gazali, juru bicara KOMPAK di Jakarta, Jumat.

Proses potong rambut hingga botak ini, lanjut Effendi, dimulai dari atas ke bawah, maksudnya dalam memberantas korupsi harus dimulai dari kaum atas hingga kaum bawah.

Aksi cukur rambut hingga botak ini diawali oleh Fadjroel Rahman, salah satu aktivis KOMPAK, kemudian diikuti oleh delapan lainnya.

“Setelah dicukur, rambut masih bisa tumbuh lagi. Jadi maksudnya di sini (KPK), jangan sampai dari botak sampai tumbuh lagi, kasus Nazaruddin tidak juga selesai,” kata Effendi.

Effendi menambahkan, aksi ini dilakukan juga sekaligus dalam rangka memperingati hari ulang tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke-62 yang jatuh pada Jumat ini (9/9).

Sembilan orang yang mengikuti aksi cukur rambut hingga botak tersebut, antara lain Fadjroel Rahman (Aktivis Kompak), Thamrin Amal Tamanggola (Guru Besar FISIP Universitas Indonesia), KH Maman (Ulama), Dwi Pudjo Soekatmo (pelukis), Ridwan, Firman Abadi (Slankers Indonesia), Pingit Widodo, Iwan Piliang (aktivis media sosial) dan Doto Miharto (Budayawan).

Satu tukang cukur sengaja didatangkan ke kantor KPK untuk mencukur rambut-rambut mereka. Para aktivis Kompak ini juga membawa tumpeng dan melambaikan bendera yang bertuliskan beberapa kasus seperti kasus wisma atlet, kasus cek perjalanan, dan sederet kasus korupsi lainnya.