Mangupura (Metrobali.com) –

 

Membawa dampak positif bagai semua pihak yang terkait dengan bisnis yang dijalankannya, menjadi komitmen yang selalu dijaga oleh Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia. Tidak hanya memberikan rangkaian produk yang berkualitas bagi konsumen, salah satu hal keberlanjutan yang memiliki peran krusial adalah berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik yang juga berdampak pada konsumen dan masyarakat itu sendiri.

Hal tersebut diimplementasikan oleh CCEP Indonesia melalui Program Bali Beach Clean Up (BBCU) melalui kegiatan bersih-bersih pantai di 5 pantai ikonik di area Jimbaran, Kedonganan, Kuta, Legian, dan Seminyak, Jum’at (29/7/2022).

Sebab, Salah satu hal yang tengah menjadi perhatian banyak pihak seperti komitmen pengurangan plastik tidak luput menjadi perhatian CCEP Indonesia. Inovasi dalam menghasilkan produk yang ramah lingkungan telah dilakukan dengan menggunakan teknologi pembotolan terkini yang disebut sebagai Affordable Small Sparkling Package (ASSP). Dengan teknologi ini, berbagai bahan digabungkan untuk digunakan dalam proses pembuatan kemasan, dan berhasil menurunkan penggunaan plastik hingga 40 persen saja. Komitmen diperkuat juga dengan mempersiapkan fasilitas daur ulang botol plastik yang diharapkan juga membantu komitmen dalam pengurangan jejak karbon.

Manajemen pengelolaan kemasan plastik pascakonsumen yang berkelanjutan di berbagai daerah operasional juga tengah dijalankan seperti yang dilakukan di Bali melalui kegiatan Bali Beach Clean Up, sebuah program pengelolaan sampah yang berfokus pada area pantai. Selain bertujuan dalam menjaga kebersihan pada area kawasan pariwisata, tujuan lainnya adalah ingin mengedukasi dan membentuk pola pikir masyarakat yang lebih maju melalui contoh pengelolaan masalah sampah sederhana dengan tidak mengotori kawasan wisata yang menjadi potensi kehidupan ekosistem sekitarnya. Fasilitas edukasi pun telah dilakukan melalui kolaborasi dengan salah satu TPST-3R di Seminyak, Kuta, dengan membangun Waste Management Learning Center sebagai wadah informasi mengenai proses pengelolaan sampah yang terpadu. “Membentuk kesadaran dan pola pikir masyarakat dalam mengelola sampahnya tidak dapat dilakukan dengan instan, namun memerlukan ketelatenan, upaya edukasi, serta contoh positif yang terus-menerus dilakukan oleh semua pihak”, ujar Koming selaku pengurus TPST-3R Seminyak, Kuta.

Komitmen yang sejalan dengan pengelolaan kemasan plastik pascakonsumen juga dilakukan di Desa, Randugunting, Bergas, Kabupaten Semarang. Melalui kolaborasi bersama komunitas bank sampah, diharapkan program ini dapat menciptakan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat, selain manfaat menjaga kelestarian lingkungannya. Inisitiaf ini turut ambil bagian sebagai langkah pengelolaan dalam kerangka ekonomi sirkular yang tengah digalakkan oleh berbagai kalangan, baik pemerintah, masyarakat, komunitas, maupun pihak swasta.

Hal positif yang ditemui dari kegiatan bank sampah di Desa Randugunting ini adalah mengenai peran pemberdayaan perempuan. Sebagian besar kegiatan operasional bank sampah dilakukan oleh kaum perempuan. “Pemilahan sampah ini butuh orang yang telaten, sehingga cocok dengan karakter perempuan” jawab Ida, salah satu penggiat bank sampah ketika ditanya mengenai dominasi perempuan sebagai pengurus. Fakta ini sekaligus menjadi bukti bahwa tidak ada diskriminasi gender yang membatasi kaum perempuan untuk dapat terlibat dan berkontribusi dalam hal pelestarian lingkungan di masyarakat.

Armytanti Hanum Kasmito, selaku Regional Corporate Affairs Manager Coca-Cola Europacific Partners Indonesia menyatakan, “CCEP Indonesia ingin selalu berkomitmen memberikan dampak positif bagi seluruh pihak yang terkait, dengan mengedepankan aspek berkelanjutan, baik dari sisi pengembangan kualitas produk kami, komitmen kepada seluruh mitra, keterlibatan karyawan, kepuasan konsumen, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik yang akan berdampak pada konsumen dan masyarakat umum”.

 

Pewarta : Hidayat