Buleleng, (Metrobali.com)

Di hari penutupan penerimaan pendaftaran bakal calon Ketua DPC Peradi Singaraja pada Rabu, 8 Maret 2023, tampak terlihat Advokat Ketut Widiada,SH dengan penuh percaya diri mendatangi Sekretariat Penerimaan Pendaftaran Bakal Calon (Balon) Ketua DPC Peradi Singaraja periode 2023-2028 di Jalan Gajah Mada 126 Singaraja.

Dimana sesuai agenda penerimaan pendaftaran balon Ketua Peradi ini ditutup pada Pukul 16.00 Wita, namun Ketut Widiada melakukan pendaftaran dengan menyerahkan berkas syarat pendaftaran pada Pukul 15.45 Wita diterima langsung Ketua Penerimaan Pendaftaran yang juga Ketua Tim Verifikasi yakni advokat Nyoman Sunarta,SH didampingi Sekretarisnya advokat I Gusti Sucahya,SH serta advokat Gede Suryadilaga,SH.

Usai menerima berkas pendaftaran, Nyoman Sunarta mengatakan Ketut Widiada merupakan pendaftar yang terakhir, setelah sebelumnya advokat Kadek Doni Riana,SH,MH dan advokat Nyoman Sardana,SH,MH terlebih dahulu melakukan pendaftaran.

“Pendaftaran bakal calon Ketua Peradi, dibuka pada Rabu, 1 Maret 2023 dan ditutup Rabu, 8 Maret 2023 pada Pukul 16.00 Wita. Dan kami sangat mengapresiasi Ketut Widiada ini, dimana dilastminuite ditutupnya pendaftaran mengajukan berkas pendaftaranya sekitar Pukul 15.45 Wita,” ujarnya.

Menurut Sunarta dengan tampilnya Ketut Widiada, maka terdapat 3 advokat yang sudah melakukan pendaftaran sebagai bakal calon Ketua DPC Peradi Singaraja periode 2023-2028 yang pemilihannya dilakukan melalui Muscab pada Sabtu, 1 April 2023 mendatang.

“Mulai Kamis, 9 Maret – 16 Maret 2023, kami dari tim verifikasi akan bekerja untuk memverifikasi berkas pendaftaran yang diserahkan ke tiga bakal calon tersebut. Semoga tidak ada masalah saat dilakukan verifikasi, dimana semua unsur maupun acuan poin-poin persyaratan bisa terpenuhi semuanya.” tandas Sunarta.

Sementara itu, Ketut Widiada mengaku dirinya itu maju mendaftar atas kemauan sendiri, atau sebagai penyeimbang terhadap dua bakal calon yang sebelumnya sudah terlebih dahulu melakukan pendaftaran.

“Majunya saya ini, tidak ingin disebut kuda hitam. Karena kesemuanya memiliki peluang yang sama untuk menjadi Ketua Peradi Singaraja. Siapapun yang nentinya terpilih sebagai ketua, itulah yang terbaik dan harus didukung bersama demi ke majuan Peradi Singaraja.” tutupnya. GS