Denpasar (Metrobali.com)

 

Radikalisme merupakan satu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan. Paham radikalisme ini bisa disebar melalui offline bahkan online, oleh sebab itu penting bagi orangtua untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kesatuan dengan sikap gotong royong, solidaritas dan saling memahami antar sesama di tengah perbedaan. Dengan menganut sistem kekeluargaan dan gotong royong, kemajuan negara yang didasari oleh Pancasila dan UUD 1945, menjadi pedoman untuk kita semua berani berdiri tegak melawan terorisme dan radikalisme yang dapat menyusup di tengah keberagaman yang kita miliki.

Hal ini disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster saat duduk sebagai narasumber di NGOPI SIANG yang disiarkan secara live oleh Radio Sonora FM, Jumat (16/12).

Menurutnya, Untuk membentuk karakter putra-putri yang kuat iman, memiliki etika sopan santun yang baik, adalah tugas dan kewajiban orangtua sebagai garda dan lingkungan tumbuh kembang pertama anak-anak sejak hidup di dunia. “Orangtua memiliki tugas dan kewajiban dalam mengawal perkembangan karakter dan kekuatan iman untuk daya berpikirnya dalam menentukan pergaulan dan jati dirinya sebagai makhluk sosial ditengah masyarakat. Selain itu, tanamkan kepada anak-anak bahwa memilih dan menentukan pergaulan dengan siapa saja itu sangat penting, jangan sampai anak-anak kita ikut terjerumus ke dalam pergaulan yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang banyak.

“Mari kita berikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan anak-anak kita dari rumah sebelum mereka melangkahkan kakinya ke luar, agar mereka juga menanamkan ke dalam dirinya untuk tidak terpengaruh dengan ajakan sebuah kelompok yang akan menyeret dan memanfaatkannya untuk kepentingan individu atau kelompok lainnya. Terlebih adanya unsur pragmatis atau penawaran uang. Sebaiknya tanamkan kepada anak-anak kita untuk tidak mengukur dan menilai semua urusan berdasarkan uang, karena kepentingan dan keselamatan umum dan orang banyak adalah di atas segala-galanya,” imbuh Ny. Putri Koster.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Ny. Putri Koster bahwa pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila dalam diri anak-anak juga menjadi dasar pembentukan karakter dan kecintaan generasi terhadap tanah airnya. Mulai dari ketekunan beribadah dan kepercayaan terhadap Tuhan YME, menanamkan kebersamaan dalam memanusiakan manusia untuk mewujudkan sebuah keadilan yang beradab, membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan terhadap bangsa dan tanah air, percaya dan mendukung kepemimpinan kepala daerah atau pimpinan wilayah kita dalam mewujudkan pembangunan daerah atau wilayah tempat tinggal kita serta mewujudkan keadilan sosial antar sesama dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan.

Dengan begitu, generasi muda yang tumbuh dan bergaul di tengah hiruk pikuknya perbedaan masyarakat yang heterogen, dan banyaknya kepentingan yang terselubung tidak akan mempengaruhi tujuan hidupnya dalam mengembangkan dan memajukan wilayah dan tanah airnya, sehingga mampu mewujudkan kebhinekaan di tengah keberagaman.

Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah pada Badan Kesbangpol Provinsi Bali, Ni Nyoman Cahayawati menyampaikan bahwa pihaknya sangat setuju dan mendukung program Tim Penggerak PKK Provinsi Bali di bidang pendidikan, yakni melalui program pendidikan yang digerakkan oleh Tim Penggerak PKK maka dapat kita sosialisasikan betapa pentingnya kita sebagai orang tua berperan aktif dalam memberikan dan menanamkan pengetahuan terhadap putra-putri kita untuk mencintai tanah air, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, “Sehingga akan tumbuh karakteristik generasi yang siap bersaing kapan dan dimanapun berada. Persaingan ini tentu harus didasari mental yang kuat dan memiliki pemikiran yang positif, agar pengaruh dunia luar tidak dibiarkan masuk dan mengancam mentalnya,” tegas Nyoman Cahayawati.

Selain itu, wajib kita sebagai orangtua memberikan pengawasan terhadap anak-anak kita yang aktif menggunakan handphone dan mengakses media sosial yang tersebar melalui informasi digital dan berpeluang memporak porandakan keimanan dan kekuatan logikanya. Oleh sebab itu, wajib bagi orangtua untuk mengawal setiap perkembangan anak, agar informasi yang ditemui di media sosial bijak untuk dipilih dan dipilah. “Mari kita ajarkan putra-putri kita untuk bijak dan cerdas memilah informasi yang tersebagi, sehingga tidak akan mudak mengoyak nalar berpikir generasi kita dalam menentukan pilihan dan masa depannya kelak.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh orangtua dalam menjaga perkembangan anak-anaknya dan mengawal pemilihan informasinya, maka akan kita akan memiliki dan melahirkan generasi yang berkualitas dan berkarakter.

Selain itu juga, untuk menghindari pengaruh radikalisme yang merajalela, maka kita semua harus cerdas dan bijak dalam memfilter informasi yang kita terima. (RED-MB)