Denpasar (Metrobali.com) –

 

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster resmi menutup penyelenggaraan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 10 Tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, pada Senin (26/12/2022) siang. Penutupan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 10 Tahun 2022 ini dimeriahkan dengan penampilan peragaan busana dari Guru-Guru SMA/SMK yang tergabung dalam PGRI Provinsi Bali.

Wanita yang akrab disapa Bunda Putri ini mengapresiasi atas dukungan dari pemerintah, para ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali atas dukungannya terhadap keberadaan IKM/UMKM Bali. Sehingga IKM/UMKM terdorong cepat dan termotivasi untuk terus berkarya dan berkreasi. Dukungan nyata terhadap program Dekranasda Provinsi Bali ini sebagai wujud sinergitas bersama dalam upaya menjaga kelestarian kain tenun Bali.

Pendamping orang nomor satu di Bali ini, mengatakan dewasa ini permasalahan besar sedang dihadapi industri sandang Bali. Yaitu, terpuruknya industri kerajinan tenun Bali. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan kelola dan pola dalam menerapkannya. Kain tenun yang mestinya beragam sering sekali dibuat seragam. Selain itu, penenunnya dibiarkan orang luar Bali yang membuatnya lalu menjualnya ke Bali dan konsumen kita tidak tahu lalu membeli dan menggunakannya.

Hal ini tentu saja akan berdampak signifikan terhadap keberadaan penenun Bali. Di samping juga pasar dikuasai produk luar, sehingga ekonomi Bali juga tidak akan kuat karena pasar lokal dikuasai produk luar. “Untuk itu, kita tidak boleh lalai dan menelantarkan warisan nenek moyang kita, Tenun Bali harus kembali berjaya karena Bali sangat kaya akan ragam tenun. Disamping itu, tenun kita sudah memiliki Hak Kekayaan Komunal, sehingga sudah memiliki payung hukum dan diakui keberadaannya,” ujarnya.

Bunda Putri mengajak agar kita semua membangun kesadaran bersama akan tugas dan tanggung jawab bersama dalam melestarikan warisan leluhur. Kita harus berdamai dengan diri kita sendiri dan mengendalikan urusan bisnis. Jangan semata-mata hanya mengejar untung dan melupakan tugas pokok untuk melestarikan. Untuk itu, Bunda Putri meminta agar para pedagang dan pelaku UMKM ketika berjualan agar mengambil kain tenun dari para perajin kita di Bali. “UMKM jangan hanya mengejar keuntungan semata tetapi turut serta mengedukasi masyarakat untuk menggunakan kain tenun bukan buatan pabrik. Pelaku UMKM juga didorong untuk mampu menguasai pasar lokal, lalu merambah ke pasar nasional dan menjajaki pasar internasional. Jangan sampai konsumen lokal tidak tahu dan tidak paham akan produk hasil kerajinan daerahnya sendiri,” tegasnya.

Lebih jauh dikatakan, permasalahan industri sandang di Bali sesungguhnya sudah terjadi puluhan tahun. Namun tidak ada yang menyadari akan hal ini. “Beruntunglah, Bapak Gubernur Bali Wayan Koster melalui Visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali mengingatkan kita kembali apa yang akan tergerus dan akan bisa hilang kedepannya karena perlakuan kita terhadap warisan nenek moyang. Untuk itu mari lakukan tugas kita bersama melestarikan warisan leluhur. Masyarakat Bali harus ingat akan tugas kita bersama melestarikan dan mengajegkan warisan nenek moyang,” imbuhnya.

Untuk itu, Ny. Putri Suastini Koster juga meminta agar di setiap acara ataupun even yang diselenggarakan di Bali, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional selalu menghadirkan peragaan busana berbahan kain tenun. Di samping juga menampilkan budaya lainnya, seperti tari tarian serta pertunjukan budaya Bali lainnya.

Kedepan, ia juga mengatakan akan meminta Gubernur Bali Wayan Koster untuk merancang peraturan, bagi para pengusaha biro perjalanan untuk mengarahkan tamu-tamu mereka ke Art Center dan berbelanja langsung di para pengrajin di sana. “Jadi ke depan pemerintah lah yang akan mengorganisir rute pariwisata di Bali agar bisa bermanfaat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, ia pun menjelaskan rencana renovasi beberapa bagian kecil di Taman Budaya seperti beberapa toilet dan atap, agar para pengunjung lebih merasa nyaman saat berkunjung dan berbelanja. Sehingga rencana pameran IKM Bali Bangkit Tahun 2023 akan digelar di pertengahan bulan Februari 2023. “Tahun 2023 dengan semangat yang baru tentu Dekranasda akan mengkurasi para pengrajin dan IKM lebih ketat lagi. Jadi bagi yang tidak menuruti bisa langsung mengundurkan diri,” tegasnya.

Kesempatan siang itu juga diumumkan tiga tenant dengan transaksi QRIS terbanyak yaitu Basudewa, Anom Silver dan Asosiasi Arak Bali. Sementara pendapatan total tenant selama perhelatan IKM Bali Bangkit menyentuh hingga lebih dari 1,7 Miliar Rupiah.