Jakarta, (Metrobali.com)

Dwitunggal Indonesia, Megawati Soekarno Putri dan Joko Widodo menjadi pelaku, sekaligus saksi sejarah politik terbaru Indonesia. Bertepatan dengan akhir ramadhan 1443 H bagi sebagian umat Islam, maupun awal bulan syawal 1444 H bagian sebagian lagi. Tepat di peringatan hari Kartini yang jatuh di hari Jumat, atau Jumat Pahing sesuai kalender Jawa. PDIP secara resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden ( Capres ) di Pemilu 2024.

Presiden Joko Widodo yang telah mudik ke Solo sehari sebelumnya, kemudian terbang kembali untuk menghadiri peristiwa bersejarah di Batu Tulis. PDIP menyuguguhkan sebuah pertunjukan politik yang sangat menarik bertepatan dengan hari baik.

Pengumuman Capres setelah sholat Jumat memberi isyarat bahwa PDIP ingin mengajak seluruh kader partai dan bahkan seluruh rakyat Indonesia agar menjadikan kontestasi politik sebagai pertarungan ide, gagasan, untuk kebaikan bangsa. “Orang yang baru selesai ibadah, pasti di hati dan pikirannya hanya ada kebaikan”. Maka PDIP pasti akan mendorong Pemilu 2024 akan berlangsung damai, dan menghindari segala bentuk kecurangan Pemilu.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa Ganjar Pranowo adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, sering turun ke rakyat, dan idiologis. Isyarat tersebut telah disampaikan beliau saat acara relawan Jokowi di Stadion GBK Jakarta terkait ciri pemimpin yang memikirkan rakyat itu adalah memiliki rambut putih dan kerutan wajah.

Setelah acara pengumuman Capres selesai, Presiden Joko Widodo tidak melepas Ganjar Pranowo sendirian. Mereka berdua mudik bersama ke Jawa Tengah. Bahkan pagi tadi keduanya Sholat Id bersama di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Saat Presiden Joko Widodo mengikuti shalat Id terakhir sebelum Pemilu 2024 yang direncanakan 14 Februari 2024, beliau bersama dengan Ganjar Pranowo, Calon Presiden PDIP.

Peristiwa bersejarah yang dimulai kemarin, dan berlanjut hingga pagi tadi dari kedua tokoh yang berasal dari Jawa Tengah, sama- sama terbiasa menggunakan bahasa Jawa, juga sama- sama alumni UGM tersebut memberi isyarat bahwa keinginan untuk kesinambungan dan keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan nasional akan terwujud.

Rakyat yang menikmati keberhasilan program Presiden Joko Widodo selama 9 tahun ini menginginkan penerus Jokowi. Sementara itu, dari semua bakal calon presiden yang sudah muncul, hanya Ganjar Pranowo satu- satunya yang pasti melanjutkannya. Selain alasan sama- sama wong Jawa Tengah, sesama alumni UGM, keduanya merupakan kader PDIP, dan juga sama- sama anak “orang biasa”.

Dengan diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai Capres oleh PDIP, maka rakyat akan memiliki Capres yang memiki karakter kepemimpinan yang mirip dengan Jokowi. Pemimpin yang diharapkan melanjutkan program yang sudah dimulai, menuntaskan program yang masih belum selesai, dan mewujudkan Indonesia maju. (RED-MB)