Denpasar (Metrobali.com)-

“Perang terhadap sampah”, demikian tekad yang dikumandangkan seluruh lapisan masyarakat dan jajaran yang ada di Desa Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur. Dalam upaya memerangi sampah diwilayahnya berbekal tekad dan semangat, beli 1 buah truk, 1 buah carry serta 2 unit motor grobag. Demikian dikatakan Kepala Desa Kesiman Petilan I Wayan Gede Dharma Putra,SE saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (17/2).

Dijelaskan, Desa Kesiman Petilan yang berada kurang lebih 4 km dari pusat Kota Denpasar memiliki topografi yang realatif datar. Dengah kondisi ini tentu lebih memudahkan para petugas dalam menjalankan tugas pengangkutan. Namun demikian mengingat jumlah armada yang dimiliki Desa Kesiman Petilan belum sepadan dengan jumlah penduduk yang dilayani hal ini membuat sistim pengelolaan sampah diwilayah ini sedikit terkendala.

Dikatakan, hingga saat ini jumlah penduduk diwilayah Kesiman Petilan hampir mendekati 7 ribu jiwa tersebar di 10 banjar diantaranya Kedaton, Bukit Buung, Kuningan, Abian Nangka Klod, Abian Nangka Kaja, Dukuh, Saraswati, Meranggi, Kehen dan Batan Buah. Melihat jumlah tersebut tentu diperlukan upaya yang lebih maksimal dalam melakukan penanganan sampah diwilayah ini.

Dharma Putrapun merasa bersyukur sebab kondisi ini juga disadari oleh masyarakat Kesiman Petilan alhasil merekapun sepakat untuk menambah jumlah armada angkutan. Diantaranya membeli 1 unit kendaraan truk dan 1 unit kendaraan carry plus 2 unit motor grobag sampah sebagai armada andalan dalam mendukung pengelolaan sampah di wilayah Kesiman Petilan.

Disamping dukungan armada tersebut dalam pengelolaan sampah diwilayahnya pihaknya juga melakukan kerjasama dengan beberapa pihak terutama swasta melalui pola swakelola. Intinya bagi warga yang tidak terjangkau atau tidak dilalui kendaraan DKP akan dilayani dengan pola swakelola yaitu kerjasama antara pihak Desa, pengelola (swasta) dan masyarakat yang dilayani. Dengan ketentuan bagi masyarakat yang ingin dilayani dikenakan biaya sebesar 20 ribu rupiah (khusus sampah rumah tangga), warung 25 ribu rupiah sedangkan restoran dan sejenisnya dikanakan biaya sebesar 30 hingga 100 ribu rupiah.

Terkecuali KK miskin menurut Dharma Putra pihaknya tidak mengenakan biaya sepeserpun alias gratis. Disamping dua upaya tadi dalam usaha memerangi sampah pihaknya juga bekerjasama dengan Bank Sampah yang ada diwilayahnya yang saat ini dikelola oleh bapak Made Bagiada.

Keberadaan Bank sampah ini menurut Dharma Putra cukup membantu pihaknya dalam mengurangi volume sampah diwilayahnya. Untuk memaksimalkan upaya yang dilakukan, kedepan pihaknya berencana akan melengkapi para petugas dengan pesawat Handy Talky (HT). Hal ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar petugas angkut dan aparat  yang ada di Desa Kesiman Petilan.

Terhadap masih adanya masyarakat yang membuang sampah sembarangan pihaknya juga telah mengantisipasi dengan membuat perarem dimasing-masing banjar. Hal ini dibenarkan salah seorang kelian banjar Kedaton Gst. Md. Muliawan, yang menurutnya sangsi terhadap para pelanggar penting dilakukan agar ada efek jera. “kami ingin wilayah kami bersih dari sampah dan juga bersih dari para pelanggar”, ucapnya. (Sdn.Hms.Dps.).