Denpasar (Metrobali.com)-

Penampilan Kebudayaan Suku Dayak dari Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-34 di Kalangan Ayodya Taman Budaya Denpasar mampu menghibur penonton dengan menampilkan tarian Balian yang memiliki makna penolak bala. Pementasan kali itu diwakili  Sanggar Bujang Subeji yang menampilkan Baju Pengantin, Lagu ( Betara Puyang Gana, Bujang Sebeji, Ngempigau, Inai ), musik tradisional Dayak berjudul Gawai Padi dan Tarian (Putri Luing, Tari Balian,Tek Kapuk ).
Pertama, mereka menampilkan lagu Batara Puyang Gana sebagai rasa syukur kepada sang pencipta. Dilanjutkan fashion show baju pengantin Dayak dari kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Baju yang berbahan kulit kayu kapuak, kain tenun Ikat Sintang, Payet dan manik-manik, menjadi ciri khas baju mereka saat melangsungkan pernikahan.

Ketika mereka membawakan tari Balian yang diangkat dari kegiatan “Tolak Bala” yaitu membersihkan kampung masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan Barat dari hal jahat dan kotor untuk ketenteraman kehidupan sehari- hari, para penari pun menari hingga mampu memukau penonton dengan iringin alunan musik Dayak gawai padi dengan petikan sape, tiupan kledik, pukulan gamelan klenong, gong, dan beduk yang dibawakan enam pengiring musik, sehingga menambah meriahnya suasana pertunjukan.

Sanli Risma ketua Sanggar mengungkapkan rombongan seni yang baru kali pertama tampil di PKB dan ini merupakan suatu kebanggaan bagi mereka. “ Kami senang dan bangga sekali bisa tampil di sini (PKB), Kami ingin kebudayaan Dayak juga dikenal di lingkungan nasional maupun Internasional, ” jelasnya. Selama aktif di dunia seni, kelompok kesenian satu ini  juga sudah pernah sering menyabet penghargaan di antaranya sebagai juara I FBBK (Festival Budaya Bumi Khatulistiwa) (2005), Juara I Festival Seni di Banjar Mesin, dan Juara I Festival Seni di Mall Anggrek Jakarta (2008). HP-MB