Kapolres Buleleng, AKBP Kurniadi, Rabu mengadakan pertemuan dengan para tokoh lintas agama yang ada di wilayah hukumnya

Buleleng (Metrobali.com)-
Pertikaian masalah agama yang terjadi selama ini di luar Bali, menjadikan Kapolres Buleleng, AKBP Kurniadi, Rabu (22/7) mengadakan pertemuan dengan para tokoh lintas agama yang ada di wilayah hukumnya. Artinya peristiwa yang terjadi di luar Bali agar tidak terjadi di Buleleng.”Melalui pertemuan antar tokoh lintas agama ini, menelorkan sebuah kesepakatan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama yang selama ini telah terjalin dengan baik di Buleleng” ujar Kapolres Kurniadi di Mapolres Buleleng.
Tampak hadir dalam pertemuan itu, Dandim 1609 Letkol Budi Prasetyo, Depag Kab. Buleleng, I Made Jendra, Ketua MUI Buleleng, H. Abdurahman Wahid. LC, Ketua PHDI, Gusti Ngurah Agung, Ketua NU, H. Maksum Hamin, Ketua Paroki ST. Paulus, Romo Yoh Handriyanto, Ketua PP Muhamadyah, H. Hidayat Abbas, Pendeta GPIB, Yanca Tonapa, Ketua Asosiasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Made Arimbawa.
Lebih lanjut ia mengatakan momentum hari raya Galungan dan Kuningan serta hari raya Idul Fitri 1436 H menjadikan para tokoh lintas agama yang tergabung melalui Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Buleleng dalam pertemuannya menghasilkan 8 kesepakatan. Salah satu dari kesepakatan tersebut melaksanakan pengamanan lintas agama dengan harapan, meningkatkan rasa kebersamaan dan toleransi antar umat  beragama.
”Kesepakatan untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama yang selama ini telah terjalin dengan baik ditanda tangani langsung oleh para tokoh Agama yang hadir. Hasil dari kesepakatan ini disosialisasikan kepada masyarakat.” terang Kapolres Kurniadi.”Kami harapkan agar masyarakat dapat tetap menjaga kerukunan antar umat beragama. Setiap ada kegiatan keagamaan juga melibatkan unsur agama lain dalam pengamanan, seperti pecalang, banser NU dan pemuda Kristen,” pungkasnya
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Buleleng, H. Maksum Hamin mengatakan Negara Indonesia adalah negara yang damai dan menjalin kerukunan antar umat beragama.
“Kami meminta agar Kepolisian mewaspadai gerakan radikal gurita, yang berniat memecah belah kerukunan umat beragama. Diantisipasi  pergerakan mereka yang pernah terlibat dalam konflik diluar sana. Mereka itu berupaya untuk menanamkan pemahaman radikal kepada generasi muda. Bagi kami, toleransi dan pluralisme antar umat beragama adalah harga mati,” ucap Maksum Hamin menegaskan.
Pernyataan yang sama juga disampaikan Dewan Daerah Aliansi Masyarakat Adat (AMA), Made Rimbawa,BA. Menurutnya hingga saat ini Umat Hindu selalu terbuka dan menjaga hubungan baik dengan umat agama yang lain,”Kami minta tokoh-tokoh masyarakat dan terutama pejabat di Buleleng agar memberikan contoh yang baik dan tidak diskriminasi terkait toleransi antar umat beragama” tandasnya. GS-MB