Jembrana (Metrobali.com)-

 

Memasuki H-2 mudik Lebaran 2022, Jumat (30/4/2022) areal Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali dipadati pemudik dengan kendaraan roda empat (4) atau mobil pribadi. Disisi lain pembelian tiket penyebrangan secara online menjadi persoalan bagi para pemudik yang akan meninggalkan Pulau Bali melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.

Sementara antrian kendaraan truk, Sabtu (30/4/2022) sekitar pukul 14.40 Wita terpantau hingga Gelung Kori atau sekitar 2 Kiometer dari Pintu Masuk Pelabuhan Gilimanuk.

Para pemudik mengaku enggan membeli tiket secara online lebih awal. Karena memiliki masa kadaluawarsa maksimal 2 jam dari waktu keberangkatan yang ditentukan saat pembelian.

“Tidak berani beli (tiket) online, takut rugi. Apalagi macet berjam-jam seperti sekarang” ujar Zaenal (47), pemudik asal Kabupaten Blitar.

Terkait kekhawatiran para pemudik akan tiket hangus, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Hasan Lessy saat dikonfirmasi Jumat (29/4) menegaskan bahwa pembelian tiket secara online diberikan kelonggaran tidak ada jangka waktu kadaluarsa atau hangus.

“Kami ingatkan untuk situasi seperti sekarang ini (macet), kami tegaskan untuk pembelian tiket lebih awal, tiket hangus” ujarnya.

Tiket tidak hangus lanjutnya sampai mudik lebaran 2022 selesai. “Kita lihat kondisi di lapangan. Jika sudah kembali normal, akan diberlakukan kembali seperti biasa” tandasnya.

Disebutnya pihak ASDP saat ini sedang berupaya mengurai kemacetan mudik Lebaran. salah satunya dengan mempercepat waktu bongkar muat yang awalnya 45 menit, dipercepat menjadi 30 menit. “Saat ini kami mempercepat waktu port-time dari 45 menit menjadi 30 menit” ucapnya.

Pantauan Metrobali.com di Pelabuhan Gilimanuk, areal dalam ASDP Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk masih dipenuhi kendaraan roda empat (4) atau pribadi menunggu giliran masuk ke dalam kapal. Sedangkan diluar Pelabuhan Gilimanuk juga terjadi penumpukan kendaraan, baik truk maupun roda empat (4) atau prinadi hingga Terminal Kargo GIlimanuk. (Komang Tole).