ilustrasi panen

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Pertanian membuka akses informasi wilayah-wilayah di Tanah Air yang sedang berlangsung panen padi ataupun sudah memasuki pertanaman.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring di Jakarta, Selasa (12/5) menyatakan, hal itu dimaksudkan untuk membantu BUMN pangan tersebut dalam melakukan penyerapan gabah petani, terutama saat musim panen.

“Kami sudah membuka akses ini ke Divre-divre (Bulog divisi regional) di daerah, di mana daerah yang sedang panen, di mana daerah yang sedang tanam,” ungkapnya.

Namun demikian, menurut Hasil, data-data yang disajikan tersebut akan selalu berubah bukan angka yang sudah pasti karena ada beberapa kabupaten yang terlambat mengeluarkan laporan.

Sementara itu terkait rendahnya penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog, Dirjen Tanaman Pangan menyatakan, hal itu bukan karena produksi tidak ada namun pedagang lebih dahulu melakukan pembelian.

Bahkan, menurut dia, saat ini banyak pedagang yang melakukan penyimpanan gabah sehingga tidak masuk ke pasar.

“Hasil panen saat ini tidak langsung masuk ke pasar, namun baru satu hingga dua bulan ke depan karena harus melalui proses pengeringan dan penggilingan,” ucapnya.

Pada kesempatan itu Hasil Sembiring menyatakan, berdasarkan temuan Tim Pemantau Panen, Harga dan Penyerapan Gabah/Beras diketahui di 55 kabupaten tersebar di delapan provinsi harga gabah di tingkat petani sekitar Rp2.600-Rp3.500/kg.

Delapan provinsi tersebut yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan dan Banten.

Sedangkan ke 55 kabupaten itu antara lain Sragen, Sukoharjo, Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang, Lampung Selatan, Tanggamus. AN-MB