Kurikulum

Denpasar (Metrobali.com)-

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Dr Ir Ahmad Jazidie mengatakan buku mata pelajaran kurikulum 2013 aman untuk Bali. Dia pun memastikan pada akhir September semua sekolah di Indonesia mendapatkan buku kurikulum 2013.

“Buku siswa di semua jenjang pendidikan di Provinsi Bali distribusinya sudah hampir 100 persen. Namun untuk pendidikan dasar masih harus dicek, sementara laporan dari Kadisdikpora kabarnya sudah terkirim,”  jelasnya, di Denpasar, Kamis (18/9).
Selain buku siswa, buku pegangan guru juga dikatakan sudah didapatkan oleh para guru ketika mengikuti pelatihan-pelatihan kurikulum 2013.

“Buku guru pada saat pelatihan sudah diberikan, dan secara nasional distribusi buku siswa maupun buku guru sudah terkirim 70 persen. Memang ada beberapa provinsi yang masih belum lengkap pendistribusiannya,” ujar Jazidie.

Untuk itu pihaknya terus bekerja keras untuk berkoordinasi lebih intensif dengan penyedia, kantor pos maupun para kepala sekolah.

“Masalahnya di penyedia, bahkan ada yang belum mencetak buku. Ada juga belum sampai di sekolah karena masih dalam perjalanan, terutama untuk menuju daerah yang harus melewati perairan. Penyedia semestinya wajib mengirim buku sampai di sekolah,” katanya.

Namun karena belakangan ini banyak sekolah mengeluh tentang keterlambatan buku, salah satu upaya yang dilakukan adalah penyedia drop buku cukup sampai di Disdik Kota/Kabupaten. Yang selanjutnya kepala sekolah diminta untuk ambil lengkap dengan berita acara serah terima dan pembayaran, sehingga buku cepat sampai.

“Integrasi seperti inilah yang kami harapkan supaya semua berjalan lancar,” imbuhnya seraya mentargetkan akhir September, semua sekolah di Indonesia sudah mendapatkan buku kurikulum 2013.

Terkait kurikulum 2013, Ahmad Jazidie menuturkan bahwa pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam membenahi standar kompetensi pendidikan masa depan dalam mencetak karakter generasi emas bangsa. Di antaranya standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian/evaluasi. Pola pikir kurikulum 2013 mencetak karakter bangsa tidak atas dasar kolompok mata pelajaran, tapi setiap mata pelajaran.

“Ketiga karakter bangsa itu adalah ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan,” ujarnya.

Menurutnya, peranan guru dan buku merupakan faktor utama dalam menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013. Karena itulah, beragam kendala dan hambatan yang terkait dengan pengadaan buku dan pelatihan guru dituntut terintegrasi secara menyeluruh sesuai tuntutan perubahan zaman.

“Kurikulum  2013 merupakan landasan dalam mencapai insan Indonesia, generasi emas bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan secara terintegrasi,” terangnya.

Diakuinya, alasan pengembangan kurikulum  2013 untuk menjawab tantangan masa depan, globalisasi seperti WTO, ASEAN Community, APEC, CFTA, dan MEA, serta lainnya, termasuk kebangkitan industri kreatif dan budaya.

“Setiap generasi emas bangsa dituntut harus mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, bertangggungjawab, kecerdasan dan bermoral, serta berbagai nilai dasar keilmuan lainnya. Sehingga, generasi emas bangsa memiliki daya saing global,” pungkasnya.SIA-MB