Denpasar (Metrobali.com)-
Banyak yang mengira bahwa kematian keluarga Made Purnabawa karena diculik atau diracun. Ternyata, hasil otopsi terhadap Made Purnabawa, istrinya, dan putrinya menunjukkan kelurga ini tewas akibat pukulan benda keras di bagian kepala. Pukulan mematikan ini menyebabkan cedera berat di bagian kepala.”Pemeriksaan luar luka dominan di wajah, ada memar dan patah tulang di wajah dan pendarahan otak, patah tulang berkeping dan rahang. Ini  akibat pukulan  benda keras tumpul yang berat, bisa tongkat kayu atau besi,” jelas  Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, Selasa (21/2).

Mengenai anak Made yang dikabarkan lehernya putus, Dudut membantah dan mengatakan itu karena proses pembusukan, bukan akibat kekerasan. “Itu bukan karena kekerasan, tengkoraknya lepas karena sudah membusuk, umur belatung menunjukkan mayat sudah membusuk  5 hingga 7 hari. Ketiganya dibunuh dalam waktu bersamaan,”kata Dudut.

Untuk sementara ketiga jenazah masih dititipkan di kamar jenasah RSUP Sanglah Denpasar. Bagian forensik RSUP Sanglah masih terus mendalami pemeriksaan untuk memastikan ketiga jenazah memang benar Jenazah Made Purnabawa, istri, dan putrinya.

Informasi yang dihimpun di TKP keras dugaan, bahwa yang melakukan pembunuhan adalah sopir Made Purnabawa, Heru. Pengarahan ke Heru ini karena sebelumnya, keluarga ini pernah  cecok yang berakhir dengan dendam. Kini Heru bersama istrinya sedang dikejar polisi ke Situbondo, Jatim. Konon di daerah tersebut, tempat pelarian Heru. SUT-MB