Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer membakar semangat warga Karangasem agar mulai berusaha dan mendorong UMKM Karangasem cepat naik kelas.

Karangasem (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer terus berupaya meningkatkan daya saing UMKM dan membawa UMKM naik kelas. Kerena itu Demer terus memberikan program pendampingan dan pemberdayaan kepada UMKM serta gencar memfasilitasi dan memberikan informasi mengenai berbagai program akses permodalan hingga membekali para UMKM strategi pemasaran digital.

Seperti halnya yang dilakukan melalui sosialisasi yang diberikan kepada warga dan pelaku UMKM Karangasem dalam acara sosialisasi yang digelar di Aula Kantor Camat Kubu, Kabupaten, Karangasem pada Minggu 16 April 2023.

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini juga membangkitkan rasa jengah dan semangat pelaku UMKM agar mereka bisa naik kelas dan semakin sejahtera walaupun di tengah berbagai keterbatasan yang ada di Karangasem.

Demer lantas menyinggung soal daerah Karangasem sebagai daerah yang kurang beruntung karena tidak dekat dengan bandara sehingga geliat perekonomian maupun pariwisata Karangasem tidak seperti di Bali Selatan. Imbasnya juga kepada pelaku UMKM yang tidak banyak mendapatkan multiflier efek.

“Di sini kurang beruntung karena tidak dekat dengan bandara, karena kalau dekat dengan bandara turis liu, sane meblanje makeh (wisatawan banyak yang belanja banyak) perekonomian jalan,” kata Demer yang sudah empat periode mengabdi sebagai wakil rakyat di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali.

Karena itu Demer mengaku sengaja menggelar acara sosialisasi tentang akses permodalan UMKM hingga strategi pemasaran digital di daerah Kubu, Karangasem, agar masyarakat setempat bisa membangun usahanya sendiri, terutama bagi mereka yang bekerja separuh waktu atau memiliki waktu penuh untuk berusaha dan memproduksi barang.

Tujuannya jelas untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat, terutama di daerah-daerah yang kurang dekat dengan bandara. Demer juga berharap agar Bandara Bali Utara di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng segera terealisasi sehingga bisa membangkitkan perekonomian di daerah Bali Utara dan Bali Timur.

Demer juga terus memompa semangat masyarakat Kubu untuk menjadi pengusaha dan membagikan apa yang mereka dapatkan di acara sosialisasi tersebut kepada masyarakat lainnya yang tidak hadir. Demer juga meyakinkan masyarakat untuk tidak takut memulai usaha karena nantinya akan ada program-program pemerintah yang akan membantu mereka.

“Pemerintah selalu hadir untuk membantu masyarakat lebih produktif dalam menciptakan produk-produk serta juga dalam hal pemasaran,” kata Demer yang juga seorang pengusaha dan mantan Ketua Umum Kadin Bali ini.

Demer menambahkan, pemerintah sebenarnya sudah banyak memiliki instrumen untuk memajukan UMKM termasuk bagaimana mempercepat digitalisasi UMKM dan membawa UMKM naik kelas ke pasar ekspor. Namun diakui sosialisasinya yang memang masih kurang.

Pemerintah juga terus membantu UMKM termasuk dalam urusan permodalan karena salah satu kendala terbesar UMKM adalah akses permodalan selain juga soal pemasaran. Untuk itulah Demer gencar memfasilitasi dan memberikan informasi mengenai berbagai program akses permodalan. Baik yang bisa diakses lewat KUR di BRI, program di Pegadaian, maupun program Mekar di Permodalan Nasional Madani atau PNM.

Sementara di BUMN sendiri telah membentuk Holding Ultra mikro merupakan sinergi BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mewujudkan layanan keuangan yang lengkap, terintegrasi, dan memenuhi kebutuhan pelaku usaha khsususnya UMKM, salah satunya melalui sentra layanan ultra mikro atau senyum. Sedangkan untuk membekali para pelaku UMKM ini kemampuan pemasaran digital (digital marketing), Demer juga menggandeng pihak market place seperti Tokopedia.

Lebih lanjut Demer juga menegaskan pentingnya keberadaan bandara baru di Bali Utara mengingat Bandara Ngurah Rai sudah penuh sesak sehingga dikhawatirkan nantinya jumlah wisatawan yang datang akan stagnan dan memicu adanya perang tarif hotel.

“Sekarang kalau runway diperpanjang airportnya bisa sampai 35 juta penumpang, kira-kira maksimum bertahan airport itu sampai tahun 2030. Jadi maksimum membangun bandara baru itu tahun 2027. Tapi seharusnya bisa lebih cepat membangun, karena jangan sampai menunggu penuh baru membangun. Di tahun 2023, 2024 ini bandara di Bali Utara seharusnya sudah mulai dibangun,” pungkas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, ini. (wid)