Foto: Pimpinan Museum Rudana & Rudana Fine Art Gallery Rudana, Putu Supadma Rudana (PSR) mendampingi Dubes Romania untuk Indonesia H. E. Dan Balanescu, melihat koleksi lukisan di Museum Rudana dalam kunjungan Rabu (29/12/2021).

Gianyar, (Metrobali.com)-

Dubes Romania untuk Indonesia H. E. Dan Balanescu, Rabu (29/12/2021) mengunjungi Museum Rudana yang berada di Jalan Cokorda Rai Pudak No. 44, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dikenal sebagai salah satu museum ternama di Indonesia bahkan dunia.

Kedatangan Dubes Romania ini disambut oleh Pimpinan Museum Rudana & Rudana Fine Art Gallery Rudana, Putu Supadma Rudana (PSR) yang juga merupakan Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) bersama pendiri Museum Rudana yakni Nyoman Rudana dan pengelola museum.

Dubes Romania mengaku terkesan dengan keindahan Museum Rudana dan berbagai koleksi lukisan di dalamnya. “Disini sangat indah, saya sangat terkesan saat baru memasuki Museum Rudana,” kata Dubes Romania.

 

Dirinya juga mendapatkan kehormatan khusus dan kesempatan istimewa karena untuk pertama kali melihat dua buah lukisan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni lukisan Gunung Agung dan lukisan Gunung Fujiyama & Awan Ungu yang resmi menjadi koleksi Museum Rudana.

Ia juga menegaskan kesediaannya membantu mempromosikan pariwisata Bali dan Indonesia di negaranya termasuk memperkenalkan keindahan Museum Rudana ini. “Hal yang natural walau jadi Duta Besar Romania untuk Indonesia, akan pasti promosikan Bali dan Indonesia ke seluruh dunia. Jadi sejak saat ini juga saya akan jadi ambassador promosikan Indonesia Bali dan museum ini ke Romania. Saya promosikan kemuliaan Museum Rudana ke internasional, seluruh penjuru dunia termasuk kepada para dubes lainnya,” papar Dubes Romania.

Sementara itu Supadma Rudana menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran Dubes Romania di Museum Rudana dan upayanya untuk membantu mempromosikan pariwisata Bali khususnya juga Museum Rudana.

Bagi Supadma Rudana yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, tempat budaya seperti Museum Rudana dan museum lainnya sangat tepat digunakan untuk melakukan diplomasi. “Karena total diplomasi menyangkut manusia, seni budaya, lingkungan dan persembahan kepada yang maha kuasa,” ujar Anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali ini

Dirinya juga mendorong Gubernur Bali Wayan Koster untuk mengambil momentum melakukan kerjasama dengan duta besar negara-negara di dunia untuk saling mempromosikan pariwisata. Hal ini penting dilakukan untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali yang sangat terpukul di masa pandemi Covid-19.

“Saya berbicara dengan banyak duta besar dari berbagai negara. Banyak yang ingin kerjasama atasi pandemi, pemulihan ekonomi dan pariwisata serta pembangunan,” tutur Anggota Komisi VI DPR RI membidangi perekonomian, perdagangan, UMKM dan BUMN ini.

Kalau kerjasama itu terjadi, kata Supadma Rudana, paling tidak ada kerjasama di bidang pariwisata, saling mempromosikan pariwisata sehingga lebih banyak lagi pariwisata Bali dan Indonesia dikenal di berbagai negara di dunia.

“Pariwisata kita dikenal di negara mereka dan pariwisata mereka juga dikenal di negara kita. Jadi saling menguntungkan, win-win. Jadi harus segera MoU saling mempromosikan pariwisata,” tegas politisi muda Demokrat asal Peliatan, Ubud, Gianyar ini.

Supadma Rudana mengingatkan Bali jangan sampai ketinggalan dalam memanfaatkan momentum untuk kebangkitan pariwisata dan perekonomian Bali. “Jarang ada momentum ini. Sekarang semua berjalan dari nol, kalau kesempatan hilang nanti negara lain yang lebih dulu. Mungkin destinasi di Thailand, Turki, dan negara lain yang lebih dulu mengambil kesempatan ini. Jadi kita harus ambil momentum koordinasi dan sinergi,” pungkas Wasekjen DPP Partai Demokrat ini.

Sementara itu Museum Rudana memang menyimpan sejuta daya tarik sebagai museum yang dikonsep, dibangun dan dikembangkan dengan paradigma yang komprehensif. Dengan menempati bangunan yang dirancang khusus sebagai museum, Museum Rudana menganut filosofi profan (suci), dimana setiap bangunan di Museum ini membawa simbol-simbol pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.

Konsep Museum Rudana sebagai struktur ruang profan diciptakan oleh pendirinya, Museum Rudana. Nyoman Rudana. Dengan konsep Tri Hita Karana, ia memimpikan sebuah bangunan yang memadukan ruang, lingkungan: internal dan eksternal yang meliputi warga sekitar, yang mencakup segala sesuatu pada struktur ruang: manusia, manajemen, staf, koleksi museum dan semua faktor yang mendukungnya.

Di Museum Rudana, pengunjung dimanjakan dengan keindahan karya seni berupa lukisan, wayang kulit, hingga patung di bangunan dengan arsitektur khas Bali. Sambil menikmati karya seni, pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan alam di sekitar museum.

Museum Rudana merupakan wadah bagi para seniman untuk memamerkan karya mereka. Tak hanya seniman lokal Bali, di museum ini juga terdapat karya seni dari luar Bali dan seniman dari berbagai negara. Di museum ini terdapat lebih dari 400 lukisan dan patung yang menjadi saksi sejarah perkembangan seni rupa, khususnya seni lukis di Indonesia. (wid)