Rosan P Roeslani

Jakarta (Metrobali.com)-

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai suku bunga pinjaman perbankan yang diberikan kepada sektor industri masih terlalu tinggi.

“Perbankan memberikan pinjaman di Indonesia dengan suku bunga yang masih tinggi jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani di Jakarta, Selasa (5/5).

Dalam kegiatan seminar bertema “Pembiayaan Investasi di Bidang Industri” itu ia memaparkan bahwa suku bunga pinjaman di Indonesia berada pada kisaran 12 persen.

Negara ASEAN lain memiliki suku bunga yang lebih rendah, seperti Thailand 6,5 persen, Filipina 5,5 persen, Singapura lima persen, Malaysia 4,5 persen, atau Korea Selatan kurang lebih 4,2 persen.

“Dengan kondisi demikian, kita memang membutuhkan alternatif pembiayaan untuk industri yang sifatnya bunga lebih rendah dan berjangka waktu lebih panjang,” tutur Rosan.

Melalui instrumen lembaga pembiayaan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka sektor industri bisa tertolong dalam urusan pengembangan investasi dan penyediaan modal.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia pada tahun 2014 pembiayaan perbankan terhadap sektor industri mencapai Rp650,9 triliun, atau sekitar 25 persen.

Untuk sektor pembiayaan tertinggi diberikan pada bidang perdagangan, perhotelan, dan rumah makan yang memiliki persentase mencapai 30 persen.

“Sektor industri Indonesia akan mengalami tantangan yang semakin berat karena kurangnya sumber pembiayaan yang kompetitif. Karena itu harus ada upaya strategis untuk menjamin ketersediaan pembiayaan,” ujarnya. AN-MB